Menolak Lupa? Kejahatan KKB Di Intan Jaya, Kini Terjadi di Ilaga

0
93
“Rangkaian penembakan terjadi di Kabupaten Intan Jaya dalam kurun waktu 10 bulan terakhir, tercatat lebih dari 20 peristiwa kejahatan yang dilakukan khususnya oleh KKB,”

Intan Jaya | Papua | Lapan6Online : Hidup dalam kerukunan dan kedamaian sepertinya sulit dielakan bagi masyarakat di Papua. Intimidasi dan teror yang menakutkan dari kelompok kriminal separatis bersenjata (KKB,red) kian gencar, bahkan sampai menimbulkan banyak jatuh korban.

Ini sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena KKB berada dibeberapa wilayah di Papua, kelompok-kelompok tersebut kerap kali melakukan pemberontakan guna memperebutkan daerah kekuasaannya, sehingga masyarakat Papua menjadi korbannya atas nafsu KKB.

Beberapa waktu yang lalu, pada Jumat (20/11/2020) di Ilaga Kabupaten Puncak telah kembali terjadi penembakan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK), pihak kepolisian pun belum dapat memastikan siapa pelakunya dan apa motif dari penembakan tersebut.

Seperti diuraikan di sosial media, rangkaian penembakan terjadi di Kabupaten Intan Jaya dalam kurun waktu 10 bulan terakhir, tercatat lebih dari 20 peristiwa kejahatan yang dilakukan khususnya oleh KKB.

Salah satu peristiwa memilukan itu adalah ketika dua (2) orang tenaga kesehatan yang menjadi relawan covid-19 hendak mengantarkan obat-obatan, hingga mereka menjadi korban penembakan KKB di Distrik Wandai, Intan Jaya, pada Jumat (22/05/2020).

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, dua tenaga medis itu dihadang ketika mengantarkan obat-obatan. “Kedua tenaga medis itu ditembak saat hendak mengantar obat-obatan untuk menangani penyebaran Covid-19, di mana kedua tenaga medis itu tergabung dalam tim gugus tugas Covid-19 bidang kesehatan Kabupaten Intan Jaya. “Kata Kamal dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (22/05/2020).

Tenaga medis itu adalah Alemanek Bagau dan Koni Somou. Kamal menyebutkan, Koni Somou dikabarkan tewas di lokasi, sementara Alemanek Bagau dalam kondisi kritis.

Lokasi Distri Wandai yang jauh dari Distrik Sugapa merupakan ibukota Kabupaten Intan Jaya. Daerah pelosok itu membuat aparat tak bisa segera menuju lokasi kejadian.

“Untuk diketahui bahwa tempat kejadian sangat jauh. Medan yang sulit merupakan salah satu hambatan yang dihadapi anggota dilapangan untuk menuju ke lokasi tersebut, kita membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk dapat tiba di TKP. “Jelas Kamal.

Serangkaian aksi Kejahatan KKB yang berhasil dihimpun tim redaksi, di Kabupaten Intan Jaya dalam kurun waktu Mei sampai dengan Oktober 2020 mencapai lebih dari 4 kali peristiwa, yakni pada tanggal 29 Mei 2020 bertempat di Jl. Trans Papua Magataga (perbatasan Kab. Paniai & Kab. Intan Jaya), terjadi aksi penembakan yang dilakukan oleh KKB terhadap masyarakat sipil atas nama Yunus Sani (MD) dengan luka tembak dibagian kepala dan sekujur tubuhnya.

Selanjutnya tanggal 15 Agustus 2020, terjadi penembakan terhadap masyarakat, Sdr Jainudin (46) di sebuah Kios dekat Tower Telkomsel Kp. Bilogai, Dist Sugapa. Korban mengalami luka tembak di bagian pundak sebelah kanan.

Kemudian KKB menembak masyarakat, Laode Anas Munawir (34) di Jl Trans Papua Desa Mamba pada tanggal 14 September 2020. Laode tertembak dibagian perut tembus ke pangkal paha. Korban lainnya yaitu Fathurrahman (30) tertembak dibagian siku kanan.

Selain itu, 2 anggota TNI gugur setelah diserang secara brutal oleh KKB dalam kurun waktu bulan September 2020 di Distrik Hitadipa Intan Jaya. Kedua prajurit yang gugur tersebut adalah Serka Sahlan dan Pratu Akbar Dwi Utomo yang sedang bertugas sebagai Satuan Tugas Apter di wilayah Intan Jaya.

Tidak terkecuali serangan demi serangan penembakan terhadap pos-pos TNI, rombongan satgas Pamrahwan BKO Polda Papua dan rombongan TGPF dari Jakarta tak luput dari serangan mematikan yang dilakukan oleh KKB. Dari serangan-serangan tersebut beberapa aparat TNI/Polri dan petugas TGPF mengalami luka-luka.

Melihat kondisi dan situasi genting, masyarakat Ilaga takut untuk beraktivitas. Sehingga muncul keprihatinan Bupati Puncak, Wilem Wandik. Ia mengaku prihatin dengan kejadian penembakan yang terjadi di Ilaga pada Jumat (20/11/2020).

Peristiwa tersebut menurutnya sangat membuat masyarakat ketakutan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, masyarakat takut menjadi sasaran penembakan dari Orang Tak Dikenal (OTK) yang sampai saat ini belum dapat dipastikan siapa pelaku penembakan tersebut.

Sementara itu, Willem mengimbau masyarakat untuk membantu TNI-Polri agar pelaku penembakan pada Jumat (20/11) dapat segera terungkap.

“Masyarakat diminta bantu aparat keamanan untuk mengungkapkan siapa pelaku penembakan terhadap para pelajar sehingga kasusnya terang. “pungkas Wandik, seperti dilansir Republika.id. [*]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini