“Sistem kapitalisme yang telah diemban negeri ini justru telah menyerahkan pengelolaan sumberdaya alam kepada pihak asing,”
Oleh : Uci Riswahyu
Lapan6Online | Jakarta : Indonesia menghadapi persoalan kenaikan utang luar negeri sejak krisis ekonomi 1998 dan era reformasi bergulir. Utang luar negeri yang tadinya berada pada level di bawah seribuan triliun rupiah, kini sudah nyaris menyentuh Rp 6.000 triliun per Oktober 2020.
Tak heran jika belum lama ini Bank Dunia memasukkan Indonesia sebagai 10 besar negara berpendapatan rendah dan menengah yang memiliki utang luar negeri terbesar pada tahun lalu.(m.republika.co.id/27/12/2020).
Utang luar negeri yang semakin meningkat membuktikan bahwa Negera ini masih belum bisa mandiri dalam menjalankan roda perekonomiannya. Padahal dilihat dari segi kekayaan sumberdaya alamnya yang begitu melimpah ruah, maka dapat menutupi hutang-hutang negara bahkan mencukupi kehidupan seluruh rakyat. Hanya saja, hal itu dapat terwujud jika sumberdaya alam negeri ini dikelola dengan benar.
Namun, sistem kapitalisme yang telah diemban negeri ini justru telah menyerahkan pengelolaan sumberdaya alam kepada pihak asing. Padahal dengan menyerahkan pengelolaan sumberdaya alam tersebut kepada asing sama saja telah mematikan perekonomian negara.
Maka wajarlah, jika tingkat kemiskinan serta pengangguran di negeri ini terus meningkat, sebab, negara tidak mampu dalam menjamin kebutuhan pokok seluruh rakyatnya akibat kekayaan negara yang telah diberikan kepada para penjajah.
Meningkatnya utang negara tentu akan berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat. Hal ini jelaslah bahwa utang luar negeri bukan merupakan solusi untuk menyelamatkan perekonomian negeri ini, justru malah akan semakin memperkuat hegemoni kafir penjajah .
Kondisi negara yang kini tak kunjung terlepas dari utang luar negeri, tentu sangat berbanding terbalik dengan kondisi pada saat Islam diterapkan dalam sebuah negara. Dimana dalam negara Islam tidak akan pernah menyerahkan pengelolaan sumberdaya alam kepada pihak asing. Negaralah yang akan mengelolanya dengan sangat serius dan hasilnya diberikan kepada rakyat, sehingga wajarlah jika negara tidak akan terlilit utang dan kebutuhan seluruh rakyat dapat terpenuhi dengan baik.
Contohnya saja pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, dimana pada saat itu dikatakan sebagai masa keemasan. Kepemimpinan beliau mampu mewujudkan masyarakat yang sejahtera tanpa terlilit utang pada pihak lain. Hal itu dikarenakan Umar bin Abdul Aziz menerapkan sistem Islam dalam kehidupan bernegara.
Dengan demikian terbukti lah bahwa hanya dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah dalam kehidupan bernegara yang akan menyelamatkan negara dari belenggu utang luar negeri, serta menyelamatkan masyarakat dari berbagai macam problematika yang sedang dihadapi akibat penerapan sistem kapitalisme. Wallahua’lam. (*)
*Penulis Adalah Alumni Fakultas Ekonomi UMA & Aktivis Dakwah