OPINI
“Hilangnya sikap dan moral yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela. Mulai dari kasus korupsi, pelecahan seksual, dan pembullyan,”
Oleh : Zhuhriana Putri
TIDAK terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan Maret, tentu bagi kaum muslim bulan Maret memiliki peristiwa sejarah yang sangat memilukan dan tidak pantas untuk dilupakan. Tepatnya tanggal 3 Maret 1924, sebuah peradaban agung yang memiliki wilayah kekuasaan hingga dua pertiga dunia pada masanya resmi diruntuhkan oleh kaum penjajah.
Peradaban yang menerapkan sistem Islam secara sempurna dalam naungan negara yang disebut dengan Khilafah tersebut berakhir di wilayah Turki, yang menjadi pusat akhir peradaban Islam di dunia. Jika dilihat melalui perhitungan kalender masehi, maka hampir genap lah seratus tahun kaum muslim hidup tanpa penerapan sistem Islam yang sempurna.
Bukan hanya kaum muslim yang merasakan nestapa tanpa hidup dalam sistem Islam. Namun seluruh manusia di dunia ini juga merasakan bagaimana nestapanya hidup dalam sistem yang tidak menerapkan aturan yang sempurna yaitu Islam.
Karena pada masanya sistem Islam ketika diterapkan dalam kehidupan menaungi seluruh manusia tidak hanya yang muslim namun juga yang kafir, tidak hanya yang berkulit putih namun juga yang berkulit hitam, dan tidak hanya yang kaya namun juga yang miskin. Tentu jauh berbeda dengan sistem kehidupan kita hari ini yaitu kapitalisme sekulerisme yang sarat akan rasisme dan kesenjangan sosial antara si kaya dengan si miskin.
15 Kerugian Tanpa Penerapan Sistem Islam
Pertama, kaum muslim sangat sulit untuk mendapatkan Ridhonya Allah dalam kehidupan hari ini. Dimana keridhoaan Allah dapat kita capai dengan menjalankan seluruh aturan-Nya dengan penuh ketaatan. Namun sistem kehidupan sekulerisme saat ini justru membuat kaum muslim semakin jauh dari aturan agamanya.
Kedua, kaum muslim kehilangan sosok Imam atau Khalifah yang menjadi perisai dan pelayan bagi umat manusia dengan memenuhi tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
Ketiga, hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan bagi umat yang menyebabkan ketakutan. Hari ini ketakutan menyelimuti kita mulai dari anak-anak hingga orang tua. Ketakutan akan ancaman terhadap jiwa, harta, keturunan, dan agama.
Keempat, hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kepedulian yang lahir dari kepribadian Islam. Karena begitu dominannya kebodohan dan buta huruf yang diakibatkan oleh kemiskinan dan kepribadian yang goyah tanpa ada jati diri.
Kelima, kaum muslim tidak lagi memiliki kekuatan dan semangat jihad yang disebabkan oleh kelemahan dan kekalahan.
Keenam, hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan. Beginilah kehidupan dalam sistem kapitalisme yang membuat rakyat kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Ditambah solusi-solusi untuk mengatasi kemiskinan yang tidak mampu menyelesaikan masalah hingga detik ini.
Ketujuh, hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah. Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) menjadi biang keladi yang menjadikan pedoman Ilahi diabaikan dalam mengatur jalan kehidupan. Akhirnya manusia disesatkan oleh kegelapan yang tidak lain berasal dari jalannya syaitan.
Kedelapan, manusia kehilangan kehormatan dan martabat yang disebabkan oleh penghinaan. Kita bisa melihat hari ini budaya mengghibah atau yang kita kenal dengan istilah menggosip menjadi budaya yang biasa bahkan sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat. Padahal menggosip adalah jalan yang dapat menjatuhkan kehormatan seseorang. Belum lagi budaya membully yang sudah biasa dilakukan oleh remaja hari ini. Hingga semakin menanjaknya kasus bunuh diri akibat pembullyan oleh teman sendiri.
Kesembilan, hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan politik akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur. Akhirnya negeri-negeri muslim hari ini menjadi pembebek kepada penjajah.
Kesepuluh, hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan. Hampir setiap harinya kita mendengar kasus-kasus penindasan terutama di negeri miskin dan jajahan terutama kaum muslim menjadi korban terbesarnya. Dan juga kasus ketidakadilan yang semakin bertambah dan penguasa hari ini hanya menutup mata akan hal itu.
Kesebelas, kaum muslim kehilangan keimanan dan keikhlasan yang disebabkan oleh pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah. Seperti penguasa hari ini yang melakukan blusukan hanya demi pencitraan kepada rakyat sendiri.
Kedua belas, hilangnya sikap dan moral yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela. Mulai dari kasus korupsi, pelecahan seksual, dan pembullyan.
Ketiga belas, hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir, dan yang lainnya yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi, dan pendeportasian.
Keempat belas, hilangnya tempat suci dan akibatnya adalah kaum muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsha selama 50 tahun sampai saat ini. Begitu juga Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang sedang tidak dalam kondisi yang selayaknya.
Dan poin terakhir adalah hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS sedang bekerja keras menciptakan bagian ke-57 di Palestina, ke-58 di gurun Afrika Barat dan ke-59 di Timor Timur.
Sungguh nestapa kehidupan kita hari ini tanpa penerapan sistem Islam yang sempurna. Sudah saatnya kita memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam di dunia dan sudah saatnya kita tidak mempercayakan kehidupan ini diatur oleh sistem kapitalisme sekulerisme yang hanya menghancurkan kehidupan manusia secara perlahan-lahan. [*]
*Penulis Adalah Aktivis Mahasiswa