Guru Besar ITS Ingatkan Bahaya Menguatnya Radikalisasi Kaum Sekuler Kiri di Indonesia

0
68
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Daniel Mohammad Rosyid. (Foto: Istimewa)

JAKARTA | Lapan6online : Selama 5 tahun terakhir ini kaum sekuler kiri di Indonesia mengalami radikalisasi. Mereka semakin intoleran dengan kelompok Islam di negeri ini justru dengan menuduhnya sebagai intoleran, anti-NKRI bahkan anti-Pancasila.

Demikian dikatakan Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Daniel Mohammad Rosyid dalam artikel berjudul “Radikalisasi Kaum Sekuler Kiri di Indonesia”

Menurut Daniel, kelompok sekuler kiri ini juga menyebut Islam sebagai agama impor dari Arab, memecah belah bangsa dan tukang bikin ribut. “Disamping didorong oleh syahwat politik, perut dan di bawah perut, radikalisasi ini memanfaatkan dua agenda internasional yang membentuk lingkungan geopolitik regional paling tidak 10 tahun terakhir ini,” ungkapnya.

Kata Daniel, kebangkitan kelompok sekuler kiri ini memanfaatkan agenda Bush War on Terror yang dalam praktek berarti War on Islam yang masih diteruskan oleh Trump. Hanya para naifun penganut dunguisme yang percaya bahwa ISIS, al Qaeda dan Gerakan Jihadis itu bukan operasi intelijen kaum sekuler kanan radikal yang berkuasa di Sayap Barat terutama sejak Obama berkuasa.

Wacana Huntingtonian benturan peradaban menjadi menu yang dilahap habis dengan sangat rakus oleh penghuni Sayap Barat ini. Ini diamini dengan suara keras penuh kekhusyu’an oleh kaum nasionalis sekuler kiri di negeri ini.

Ia mengatakan, proyek sekulerisasi sekaligus pendunguan massal melalui persekolahan massal paksa sejak Orde Baru telah menyebabkan masyarakat negeri ini buta sejarah sekaligus tumpul daya kritisnya. Akibatnya, masyarakat menjadi makanan empuk ocehan dusta para influencer bayaran melalui medsos.

“Bad influencer paling bersemangat justru diperankan oleh elite ormas Islam terbesar di negeri ini. Kini banyak pejabat publik dengan berani mengatakan bahwa kehidupan politik harus dibersihkan dari agama. Bahkan agama dijadikan musuh terbesar Pancasila. Pernyataan itu hanya bisa diucapkan oleh kaum sekuler kiri radikal,” jelasnya.

Menguatkan sekuler kiri, kata Daniel terlihat pencopotan seorang direksi sebuah BUMN karena yang bersangkutan mengadakan pengajian dengan mengundang penceramah yang dituding sebagai penceramah radikal.

“Pencopotan direksi ini jelas inkonstitusional sekaligus sebuah kejahatan besar yang bila dibiarkan akan semakin menjadi-jadi merusak sendi2 kebangsaan negeri yang sangat majemuk ini,” ungkapnya.

Radikalisasi kaum sekuler kiri ini dengan menunggangi agenda war on Islam Sayap Barat dan OBOR China. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Anwar Abbas, ummat Islam perlu protes sangat keras pada KH Ma’ruf Amin yang diam membisu melihat kesewenang-wenangan dan penyelewengan konsitusi.

“Bahkan pengamat Islam Radikal Sidney Jones pun heran dengan obsesi Pemerintah saat ini untuk mengkriminalisasi FPI,” pungkasnya. (SuaraNasional.com)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini