OPINI
“Dialah orang yang meminta bahkan memaksa umat Islam, agar mengganti Alquran dengan bahasa Turki mengganti azan dengan bahasa Turki, dan saat memimpin banyak ulama dan tokoh Islam yang dibunuh karena berseberangan dengannya,”
Oleh : Hurun Qonita
BARU – baru ini pemerintah berencana untuk mengganti nama suatu jalan di kawasan Menteng Jakarta dengan nama Mustafa Kemal Ataturk. Pergantian nama jalan tersebut sebagai bentuk hubungan diplomatik antara Turki dengan Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam konferensi pers terkait kunjungan bilateral ke Turki pada 12 Oktober 2021, menyatakan bila Pemerintah Turki telah memberikan nama Jalan Ahmet Soekarno di Ankara, Turki. Selain itu, Menlu Retno pun menyebutkan Presiden Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Indonesia pada awal 2020 (cnnindonesia, 20/10/2021).
Menanggapi hal ini Ketua MUI DKI, KH Munahar Muchtar HS mengatakan, sebaiknya pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengkaji secara benar rencana pemberian nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk.
“Kenapa demikian? Yang pertama kita tahu sepak terjang seorang Mustafa Kemal Ataturk, dia adalah tokoh sekuler, yang banyak menyakiti umat Islam sepanjang kepemimpinannya di Turki. Dialah orang yang meminta bahkan memaksa umat Islam, agar mengganti Alquran dengan bahasa Turki mengganti azan dengan bahasa Turki, dan saat memimpin banyak ulama dan tokoh Islam yang dibunuh karena berseberangan dengannya,” kata Munahar melanjutkan. (republika.co.id 19/10/2021)
Mustafa Kemal Bapak Sekuleris Turki Pembegal Khilafah
Rencana pemberian nama jalan Mustafa Kemal Ataturk hingga kini masih menimbulkan polemik di Indonesia. Mayoritas umat Islam pun menolak pemberian nama jalan tersebut. Lantas siapakah sebenarnya sosok yang penuh kontroversi ini? Layakkah Indonesia sebagai negeri mayoritas umat islam mengabadikan namanya sebagai nama jalan di Indonesia?
Bagi sebagian kalangan Mustafa Kemal Ataturk dianggap sebagai pahlawan dan bapak pembaharu Turki. Namun sebagian lainnya menyebut ia sebagai penghianat dan bapak sekuler.
Sebab dia telah mengacak – acak ajaran Islam dan menjauhkannya dari kehidupan umat. Bahkan ia adalah dalang dibalik hancurnya Khilafah yang selama berabad-abad menjadi pelindung dan pemersatu kaum muslim di seluruh dunia. Ia mengganti wajah Turki yang semula dinaungi cahaya Islam dan merubahnya menjadi Republik sekuler.
Sejarah pernah mencatat Mustafa Kemal yang memiliki latar belakang militer, merampas kekuasaan Kekhilafahan Turki Utsmani (Ottoman) pada tahun 1920. Dia muncul dan dianggap sebagai pahlawan Turki karena telah berhasil mengalahkan Yunani, sekaligus menyelamatkan Turki dari kebangkrutan total. Kemudian, ia menasbihkan dirinya sebagai Perdana Menteri, juga mengubah tatanan rakyat Turki yang sebelumnya bersendikan nilai-nilai Islam menjadi sekular. (tintasiyasi.com 23/10/2021).
Melansir dari muslimahnews.com (20/3/2021), inilah deretan perangai terburuk Kemal Ataturk terhadap Islam:
1. Menghapus Khilafah Islam pada 1924 M atau 1342 H,
tepat seabad yang lalu menurut tahun hijriah.
2. Menghapus seluruh syariat Islam pada 1926.
3. Menjadikan warisan antara laki-laki dan perempuan setara.
4. Melarang rakyat Turki untuk melakukan ritual ibadah haji atau umrah.
5. Melarang bahasa Arab di sekolah.
6. Melarang azan di masjid-masjid.
7. Melarang hijab (pakaian wanita sesuai syariat) di Turki.
8. Mencoret nama Mustafa dari namanya.
9. Menghapus perayaan Idulfitri dan Iduladha.
10. Menjadikan hari Ahad sebagai hari libur mingguan menggantikan hari Jumat.
11. Menghapus huruf Arab dari bahasa.
12. Mengubah Masjid Hagia Sofia sebagai museum.
13. Mengubah sumpah “demi Allah” menjadi sumpah “demi kehormatan” ketika penyerahan jabatan (pelantikan).
14. Mengeksekusi ratusan ulama dan ahli fikih yang menolak pendekatannya.
15. Sebelum matinya, ia berwasiat agar kaum muslim jangan menyalati jenazahnya. Ataturk mengatakan di depan parlemen Turki pada 1923, “Sekarang kita berada di abad ke-20 dan era industri yang tidak dapat berjalan di belakang kitab yang membahas at-tīn wa al-zaitūn (maksudnya adalah Al-Qur’an Al-karim).”
Rekam jejak Mustafa Kemal Ataturk menunjukkan bahwa sosoknya adalah penghianat Islam. Bahkan dosanya menghapus Kekhilafahan tak dapat dimaafkan. Akibat ulahnya tersebut hingga kini kaum muslim terpecah belah dengan sekat – sekat nation state.
Ia telah menghancurkan kehidupan kaum muslim dengan sekulerisasi dan westernisasi yang ia bawa. Berkat begalnya terhadap khilafah, umat tak lagi memiliki pelindung dan penjaga. Kaum muslim di Palestina, Suriah, Irak, dan negeri Islam lainnya berlumuran darah tanpa pembela yang dapat menyudahi penderitaannya.
Melalui konflik penamaan jalan ini sepertinya Allah ingin agar kaum muslimin mempelajari kembali sejarah peradaban mereka. Khilafah sebagai pelindung dan pemersatu umat Islam diseluruh dunia pernah berdiri hingga 13 abad lamanya. Bahkan sejarah mencatat bahwa Nusantara memiliki hubungan sangat erat dengan Kekhilafahan Turki Ustmani sejak abad ke 7 Masehi atau awal hijriyah.
Tatkala Nusantara dijajah oleh bangsa asing, kesultanan di Nusantara meminta bantuan kepada Khilafah Turki Ustmani. Ini menunjukkan eratnya hubungan antara Khilafah dengan Nusantara serta betapa besar peranannya dalam menyebarkan dakwah Islam.
Alhasil memang sudah seharusnya kaum muslimin menolak rencana mengabadikan nama pengkhianat Islam sebagai nama jalan di Indonesia. Tak hanya menolak namanya namun kaum muslimin pun harus menolak dan membuang jauh – jauh ide rusak sekulerisme yang dibawa olehnya.
Sudah selayaknya pula penguasa negeri ini memperhatikan perasaan umat Islam sebagai penduduk mayoritas. Jangan hanya karena alasan tata krama diplomatik akhirnya membuat umat ini kecewa dan menambah perih luka dihati umat. Sungguh masih banyak tokoh lain yang lebih layak dan patut dibanggakan oleh umat Islam untuk diabadikan namanya seperti Muhammad Al Fatih, Sulaiman Al Qonuni dan Abdul Hamid II. Wallahu’alam biswhawab. (*)
*Penulis Adalah Pegawai Swasta/ Inspiring Muslimah Community (Insmuco)