Peran Perempuan dalam Menciptakan Generasi Sesuai Tuntunan Nabi SAW

0
15
Sari Liswantini /Foto : Ist.

OPINI

“Selain sebagai ibu dan istri, mereka juga dituntut untuk ke luar rumah untuk bekerja dan mencari nafkah agar kebutuhan ekonomi keluarga tetap terpenuhi. Mereka mengira hal ini merupakan suatu pembaruan karena bisa tetap produktif,”

Oleh : Sari Liswantini

SEJARAH mencatat bagaimana perjuangan para perempuan yang ikut berperan dalam peradaban Islam hingga mampu mencetak generasi yang meneladani Rasulullah ﷺ, di antaranya ada Khadijah binti Khuwailid r.a ibu dari Fatimah Az-Zahra, Asma binti Abu bakar r.a ibunya Abdullah bin Zubair dan Urwah bin Zubair, lalu ada Ummu Aiman r.a ibu dari Usamah bin Zaid, Ummu Sulaim r.a ibu dari Anas bin Malik dan Abdullah bin Abu Thallhah, kemudian ada Khansa binti Amru yang terkenal dengan julukan “ibunda para syuhada” yang keempat putranya yakni Mua’wiyah bin Mirdas, Amr bin Mirdas, Amarah bin Mirdas, Yazid bin Mirdas gugur dalam berbagai pertempuran dan syahid di sisi Allah ﷻ.

Seperti itulah gambaran perempuan di masa Rasulullah, yang mencintai nabinya dengan penuh ketaatan. Karena kecintaan akan melahirkan ketaatan dan mendorong kita untuk tunduk dan patuh pada syariah yang Rasulullah ﷺ bawa, serta meninggalkan segala hal yang beliau larang. Namun bagaimana potret Muslimah saat ini, sudahkah sesuai dengan yang dicontohkan Nabi ﷺ?

Namun, perempuan modern hari ini dituntut untuk bisa berperan ganda dalam kehidupan. Selain sebagai ibu dan istri, mereka juga dituntut untuk ke luar rumah untuk bekerja dan mencari nafkah agar kebutuhan ekonomi keluarga tetap terpenuhi. Mereka mengira hal ini merupakan suatu pembaruan karena bisa tetap produktif, punya karier dan dapat menghasilkan rupiah sehingga tidak lagi dipandang sebelah mata. Namun apakah kehidupan mereka bahagia? Benarkah peran perempuan yang dinilai mampu menjadi penggerak ekonomi merupakan solusi untuk menciptakan generasi-generasi produktif dan unggul juga?

Faktanya tak jarang kita temukan berbagai cerita tentang kehidupan rumah tangganya yang berantakan, mulai dari meningkatkan kasus perceraian, adanya KDRT, pelecehan di tempat kerja dan lain sebagainya. Tentunya hal ini berimbas pula kepada anak-anak dan generasi Muslim, dengan kehidupan yang hedonis membuat mereka bebas berbuat semuanya tanpa aturan, tidak ada yang mengontrol dan menguatkan akidah mereka, dikarenakan kelalaian para orang tua dengan dalih sibuk bekerja mencari nafkah.

Banyak yang tidak menyadari apa yang terjadi pada perempuan saat ini karena sistem yang diterapkan di negeri ini bukanlah berasal dari Islam. Namun karena sistem kapitalisme sekuler yang telah meruntuhkan fungsi dan peran seorang ibu. Sekularisme merupakan pangkal dari problematika yang terjadi, agama harus dipisahkan dari kehidupan, agama tidak boleh ikut andil dalam pengaturan kehidupan baik dalam urusan ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Agama hanya sebatas urusan para penganut dan Tuhannya saja.

Kaum perempuan juga perlu waspada dengan gagasan feminisme yang mengatasnamakan kesetaraan gender dan pembebasan perempuan. Tak sedikit daei mereka yang mengadopsinya dan menganggap bahwa feminisme ada dalam Islam dengan menyebutnya feminisme Islam. Padahal, ide tersebut telah meracuni para perempuan dan generasi Muslim. Seruan perempuan mandiri dan berdaya terus digaungkan ke semua kalangan termasuk remaja. Bahkan kegiatan pengarusutamaan gender di kalangan remaja sudah begitu masif dilakukan melalui lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Apabila kita telusuri lebih jauh ide ini tidaklah membawa kebaikan apa pun, bahkan makin merusak tatanan masyarakat. Feminismelah yang justru bertanggung jawab atas goncangnya struktur keluarga, memprovokasi para perempuan untuk keluar rumah, menanggalkan kebanggaan menjadi ibu dan pengatur rumah suaminya, merusak potensi keibuan dan pengabdiannya dalam rumah tangga dan umat.

Inilah yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam, perempuan dimakmurkan secara materi namun menjauhkan mereka dari pemahaman Islam yang lurus.

Generasi mudanya pun menjadi rapuh dan tak sedikit dari mereka yang mengalami berbagai macam problematika remaja yang menghawatirkan seperti freesex, narkoba, LGBT, maraknya waithood (menunda untuk menikah), childfree, sampai mengalami mental illness dan kehilangan akal sehatnya. Sungguh suatu kemunduran bahkan bisa mengakibatkan hancurnya peradaban manusia apabila hal ini dibiarkan tanpa adanya perbaikan menuju perubahan.

Kita wajib berupaya memajukan perempuan dan generasi Muslim, akan tetapi tidak dengan mengabaikan ketetapan Allah dan Rasulnya. Bagaimana keimanan kita jika seluruh aturan Allah dilanggar. Mengaku mencintai Nabi ﷺ tapi segala tuntunannya tidak diteladani, padahal ketaatan pada syariah Islam adalah bukti cinta kepada Rasulullah ﷺ sebagaimana yang ditunjukkan oleh para shahabiyah. Mereka senantiasa mendatangi Rasulullah ﷺ untuk meminta ketetapan hukum berdasarkan Wahyu Allah ﷻ yang turun kepada beliau untuk menyelesaikan semua persoalan yang mereka hadapi. Seperti itu pula yang seharusnya kaum perempuan lakukan saat ini, yakni memutuskan perkara hanya dengan apa yang telah ditetapkan oleh Kitabullah dan Sunnah Rasul-nya.

Sistem kapitalis yang sudah tumbuh subur di berbagai aspek membuat fungsi keluarga, masyarakat dan negara benar-benar mandul, strukturnya rapuh karena tidak berlandaskan ketakwaan, terlebih masalah moral tidak menjadi urusan negara. Negara tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai penjaga sekaligus perisai bagi umat.

Berbeda sekali dalam Islam, Kepemimpinan Rasulullah ﷺ yang beliau emban mampu menjaga umat ini bangkit menjadi umat yang terbaik. Nabi ﷺ menerapkan syariah Islam secara total, beliau memberlakukan hukum secara adil, Rasulullah ﷺ juga senantiasa memperhatikan dan melayani kepentingan rakyat, menjaga ketertiban masyarakat agar tidak terjadi pelanggaran, melindungi Islam dan kaum Muslimin dari setiap gangguan, bahkan memerangi dan mengusir Yahudi yang saat itu melecehkan kehormatan seorang Muslimah.

Agar perempuan dan generasi Muslim mampu menjalankan fungsinya dan umat Islam kembali berjaya, tidak ada cara lain selain dari pada Islam. Hanya Islamlah solusi untuk permasalahan kehidupan saat ini, Muslimah harus sadar betul akan peran dan tugas utamanya sebagai ummun warabbatul bait, khususnya dalam mempersiapkan generasi haruslah punya visi yang kuat agar kelak mampu melahirkan generasi Muslim yang tangguh yang memiliki kepribadian Islam.

Perempuan dan generasi Muslim harus terus menggokohkan keimanannya dengan belajar dan mengkaji ilmu agar semakin bertambah tsaqafahnya, Melaksanakan semua perintah Allah ﷻ dan Rasulnya secara total (kaffah), Menghadiri kajian secara rutin supaya keimanan dan ketaatannya selalu terjaga serta berusaha meneladani kepemimpinan Rasulullah ﷺ agar dapat diterapkan kepada generasi-generasi Muslim sampai hukum-hukum Allah ditegakkan dan Islam kembali berjaya serta tersebar ke seluruh negeri. [*]

*Penulis Adalah Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok