Megathrust dan Bagaimana Islam Memandangnya

0
4
Fatiyah Danaa Hidaayah/Foto : Ist.

OPINI

“Banyak warganet yang mulai resah dan mulai packing untuk mempersiapkan diri dan keluarga di saat fenomena alam itu terjadi,”

Oleh : Fatiyah Danaa. H,

BEBERAPA bulan yang lalu, trending di media sosial netizen ramai membagikan daftar barang apa saja yang harus disiapkan dalam emergency kit atau emergency bag mereka. Hal ini untuk mengantisipasi saat Megathrust terjadi warga dapat melakukan evakuasi dengan lebih cepat dan mudah. Tapi, apa itu megathrust?

Gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya. Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi ‘terjebak’ di tempat mereka bersentuhan. Akhirnya, penumpukan regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan gempa megathrust yang besar terjadi (cnbcindonesia.com, 21/09/24)

Topik megathrust tak henti jadi bahan omongan dan konten netizen karena BMKG kian kali memperingatkan bahwa gempa dahsyat itu hanya tinggal menunggu waktu saja. Oleh karenanya, banyak warganet yang mulai resah dan mulai packing untuk mempersiapkan diri dan keluarga di saat fenomena alam itu terjadi. Semua warga relatif memiliki respons yang sama, yaitu bagaimana bisa survive pada saat gempa itu berlangsung dan bagaimana bisa selamat dari bencana itu.

Islam memiliki pandangan berbeda terkait bencana alam, pada surah al-Baqarah ayat 155-157, Allah menyampaikan, salah satu ujian kehidupan manusia di muka bumi berupa bencana atau musibah.

Kemudian, disampaikan juga di dalam surah al-A’raf ayat 96-99, yang artinya, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi.”

Sudah jelas, dalam Al-Quran, bencana alam bukanlah hanya sekadar ‘fenomena alam’ melainkan sebuah peringatan dari Sang Pencipta kepada manusia di muka bumi ini. Kesadaran inilah yang tidak ada, melihat dari respons-respons warga terkait megathrust hanya sebatas bagaimana bisa menyelamatkan diri saja.

Beginilah akibat dari sistem sekularisme liberal, yaitu bagaimana agama dipisahkan jauh dari kehidupan. Bahkan jika mengaitkan fenomena alam dengan hal-hal yang berbau agama atau ghaib, bahwa bencana alam ada karena manusia sedang ditegur Allah, pasti akan dicap terlalu mistis oleh masyarakat.

Islam tidak menyalahkan atau menganulir keadaan sains, memang benar adanya sains bisa menjawab bagaimana gempa itu terjadi dengan segala bentuk teknologi yang ada saat ini. Gempa itu disebabkan karena pergerakan lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi dan ini bisa dibuktikan how-nya oleh sains, tapi sains tidak akan pernah bisa menjawab dari sisi why-nya karena di sinilah ranahnya agama.

Terutama bagi seorang Muslim, kita wajib mengimani bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini karena adanya Sang Pencipta, Allah SWT. Entah kapan megathrust akan terjadi, harusnya warning ini menjadi ratapan muhasabah diri, sudah berapa kali engkau melakukan maksiat hari ini? (**)

*Penulis Adalah Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok