“Maka ketidak jelaskan sikap openguasa saat ini terhadap umat manusia semakin nampak. Mereka tidak berpihak kepada rakyat, dan hanya memprioritaskan kepentingan jabatan, kekuasaan dan lainnya,”
Oleh : Indah Rizky Aulia
Jakarta | Lapan6Online : Jika diamati kasus penyebaran pandemi Covid-19, saat ini belum menunjukkan adanya angka penurunan dan semakin bertambah. Hal ini berdampak pada ke semua lini kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.
Dikutip dari CNN Indonesia pada tanggal (20/05), Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan sebagaimana dikutip CNN Indonesia ( 20/05/2020) berencana membuka kembali sekolah pada pertengahan Juli 2020.
“Kita merencanakan membuka sekolah mulai awal tahun pelajaran baru sekitar pertengahan Juli,” ujar Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid seperti dikutip CNNIndonesia.com, Sabtu (09/05/2020).
Namun Hamid menegaskan rencana ini dimungkinkan untuk sekolah di daerah-daerah yang sudah aman dari wabah corona.
“Untuk daerah- daerah yang sudah dinyatakan aman oleh Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan,” tambahnya. Hamid mengatakan nantinya kegiatan sekolah akan menggunakan protokol kesehatan di area institusi pendidikan yang sudah ditentukan pemerintah. Dan diwajibkan memakai masker. Tapi ia tidak menjelaskan lebih lanjut apakah pihaknya bakal menetapkan protokol kesehatan tersendiri maupun pembatasan jumlah siswa.
Lihat:https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200509115210-20-501585/kemdikbud-berencana-buka-kembali-sekolah-pertengahan-juli
Selain itu dikutip dari CNN Indonesia, pada (20/5), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) khawatir siswa dan guru menjadi korban wabah Covid-19 atau virus Corona jika rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuka sekolah tersebut diputuskan. Kekhawatiran tersebut datang dari Wakil Sekretaris Jendral FSGI Satriawan.
Ia meragukan koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terlihat tak sinkron dalam penanganan corona.
“Kalau ingin membuka sekolah di tahun ajaran baru, oke itu kabar baik. Tapi (datanya) harus betul-betul (tepat), mana (daerah) yang hijau, kuning, merah,” tuturnya sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Sabtu (09/05/2020).
Lihat:https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200509144920-20-501625/rencana-sekolah-dibuka-guru-khawatir-siswa-jadi-korban
Dari fakta di atas, wacana pembukaan sekolah masih memberikan pertayaan besar, apakah pemerintah dapat memberikan jaminan perlindungan sebagaimana yang dibutuhkan oleh rakyat? Karena kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini inkondisten.
Wacana pembukaan sekolah ini ternyata menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi sosial ekonomi tanah air yang sedang lesu akibat dampak Covid 19.
Namun sayang bahwa upaya ini dilakukan tanpa diiringi kepastian bahwa virus tidak lagi menyebar dan korban yang terinveksi sudah diisolasi.
Seharusnya negara berada di garis depan untuk melindungi rakyatnya. Namun hal yang satu ini tampaknya masih belum terlaksana karena untuk melihat siapa saja yang terinveksi melalui tes massal PCR belum dilaksanakan, sehingga kekhawatiran semakin bertambah di tengah masyarakat.
Carut marutnya kondisi saat ini dengan berbagai kebijakan yang inkonsisten menjadi bukti kegagalan sistem kapitalis yang diterapkan saat ini.
Sesungguhnya ini membuktikan apa yang pernah Nabi SAW kabarkan tentang penguasa Ruwaibidhah.
Dalam kitab, al-Mustadrak ‘ala as-Sahihain, al-Hakim mengeluarkan hadits: “Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah dan orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, orang Ruwaibidhah berbicara.
Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. al-Hakim, al-Mustadrak ‘ala as-Shahihain, V/465).
Alhasil permasalahan umat bukan menjadi urusan terdepan yang harus diselesaikan, permasalahan umat di kesampingkan sehingga permasalahan yang ditanggung umat semakin bertambah berat.
Padahal dalam kondisi yang sangat menyulitkan saat ini, mereka membutuhkan uluran tangan dari pemimpin yang benar- benar memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang ia tanggung, ikhlas dan rela mengorbankan dirinya untuk kemaslahatan umat.
Maka ketidak jelaskan sikap openguasa saat ini terhadap umat manusia semakin nampak. Mereka tidak berpihak kepada rakyat, dan hanya memprioritaskan kepentingan jabatan, kekuasaan dan lainnya.
Sudah saatnya umat sadar dan bangun dari tidur panjang. Islam memiliki seperangkat aturan lengkap yang datang langsung dari sang Kholiq (Pencipta) maka tentu segala permasalahan dapat diatasi termasuk terjadinya wabah.
Dalam sistem Islam negara membuat kebijakan yang menyegerakan penanganan wabah (menghentikan penularan) dan pemulihan kondisi bisa dilakukan setelah situasi terkendali.
Ketika terjadi wabah di suatu wilayah negara Islam, maka kholifah akan cepat dan sigap mengambil kebijakan untuk meminimalisir penyebaran wabah tersebut yaitu dengan melarang keluar masuknya masyarakat ke dalam wilayah tersebut.
Sebagaimana sabda Nabi SAW “ jika kalian mendengar wabah disuatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Jika wabah berada ditempat kalian berada, jangan kalian tinggalkan tempat itu” (HR Bukhari).
Dengan begitu wabah tidak akan menyebar semakin luas, wilayah yang tidak terkena wabah dapat beraktivitas dengan normal. Karena orang-orang yang sakit akan dirawat dengan perawatan medis terbaik dan seluruh kebutuhan warga yang terdampak wabah akan dipenuhi negara secara cuma-cuma baik dari peralatan medis, bahan pangan dan sebagainya.
Negara memfasilitasi para medis dengan kelengkapan alat dan obat-obatan yang memadai sehingga seluruh pasien dapat diatasi dengan benar. Juga meminta bantuan ke daerah-daerah kaya agar memberi bantuan terbaiknya kepada wilayah yang terkena wabah.
Setelah daya upaya sudah dikerahkan untuk penghentian wabah, untuk pemulihan kondisi negara, kholifah selaku pemimpin negara benar-benar memastikan terlebih dahulu bahwa seluruh warganya sudah sembuh dari wabah dan menjamin semua warganya sehat dan aman dari wabah, barulah dimulai aktivitas seperti kehidupan normal sebelumnya.
Beginilah gambaran jika aturan Allah yang diterapkan akan memberikan kemaslahatan untuk seluruh alam dan menyelamatkan umat manusia di seluruh dunia dengan kembali mengimplementasikan nilai nilai Islam secara keseluruhan di setiap lini kehidupan akan mampu mengatasi segala persoalan manusia.
Negara juga akan mewujudkan kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera karena limpahan rahmat dan karunia Allah SWT kepada umat manusia. Wallahu’alam Bi Shawab. GF/RIN/Lapan6 Group
*Penulis adalah Mahasiswi