Dua Dampak Badai PHK Bagi Rumah Tangga

0
1
Kajian Muslimah (Kamus) Shalihah, Badai PHK Bikin Hidup Merana, Islam Punya Solusinya, pada Ahad (3/11/2024) di Depok Bersama Ustadzah Mega Marlina, S.P./Foto : Siti Aisyah

PERISTIWA | MEGAPOLITAN

“Penyebab lainnya yakni devaluasi rupiah 5 bulan terakhir akibat daya beli masyarakat menurun, transisi politik (Pilpres) di Indonesia yang mengakibatkan banyak perusahaan memilih menunggu tatanan pemerintahan baru,”

Depok | JABAR | Lapan6Online : Setidaknya ada dua dampak badai PHK bagi rumah tangga. Hal tersebut diungkap Aktivis Muslimah, Ustadzah Mega Marlina, S.P., dalam Kajian Muslimah (Kamus) Shalihah, Badai PHK Bikin Hidup Merana, Islam Punya Solusinya, pada Ahad (3/11/2024) di Depok, Jawa Barat.

Adapun kedua dampak tersebut yakni : Pertama, menurunnya daya beli masyarakat terutama kebutuhan primer.

“Sebelum pemutusan kerja, sebuah keluarga biasanya ada di middle class (kelas menegah) akhirnya turun kelas menjadi miskin bahkan di bawah garis kemiskinan. Jelas saja, bagaimana mau membeli kebutuhan pokok, jika sumber penghasilan saja tidak ada,” jelasnya di hadapan sekitar 97 peserta.

Kedua, psikologis istri dan suami yang kehilangan pekerjaan menjadi mudah mencari jalan keluar instan semisal pinjol, judi online, fungsi pencarian nafkah yang tertukar, hingga berbuat kriminal.

“Jika pengangguran dibiarkan berlarut-larut, maka akan mempengaruhi psikologis suami-istri dalam bermasyarakat. Misalnya minder untuk ikut berkumpul, hingga depresi yang mengakibatkan kecenderungan untuk bunuh diri atau mencari solusi instan yang melanggar syara, misal pinjaman online, judi online bahkan berbuat kriminal seperti mencuri bahkan membunuh,” terangnya.

Ia pun melanjutkan, menurutnya, kedua hal tersebut terjadi disebabkan lesunya pertumbuhan ekonomi global sehingga sektor industri padat karya seperti textil/garmen, star up, sepatu, automotif gulung tikar, maraknya produk-produk impor membanjiri pasar dalam negeri.

“Penyebab lainnya yakni devaluasi rupiah 5 bulan terakhir akibat daya beli masyarakat menurun, transisi politik (Pilpres) di Indonesia yang mengakibatkan banyak perusahaan memilih menunggu tatanan pemerintahan baru ditambah pula kebijakan undang-undang yang tidak memihak pada pekerja,” tambahnya.

Ia pun menegaskan, setidaknya solusi yang bisa kita lakukan saat ini menghadapi badai PHK mulai secara individu dengan mengusahakan belanja di UMKM untuk membantu perputaran uang di masyarakat kecil. Jika memiliki dana berlebih mulai memikirkan alternatif pekerjaan lain, usaha kecil padat karya untuk membantu lingkungan terdekat,” pungkasnya. (*Siti Aisyah/Red)

.