Entikong Bangkit Masyarakat Menjerit

0
345
Jokowi alias Joko Winoto/Ist
“Masyarakat yang punya rumah disini belum diganti rugi semuanya sedang masyarakat mendukung masyarakat setuju masyarakat semua sudah tanda tangan masalahnya dimana?,”

Oleh : Jokowi alias Joko Witono

Entikong/Sanggau/Kalimantan Barat, Lapan6Online : Satu lagi inspirasi warga di Perbatasan Malindo (Malaysia-Indonesia,red) yaitu di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat ini sangat kreatif. Dirinya menyampaikan beberapa hal terkait pembangunan diwilayahnya melalui video yang ia unggah ke youtube. Tidak saja bicara kebanggaan, namun kekecewaan pun ia lontarkan didalam video tersebut. Sontak dunia maya pun terpana dengan apa yang ia sampaikan. Apakah pemerintah pusat peduli dengan ungkapan Jokowi tersebut?

Kepada redaksi Lapan6online.com pada Sabtu, 26 Oktober 2019 warga perbatasan yang bernama Jokowi alias Joko Winoto ini menyampaikan beberapa ungkapan tertulis melalui wattshap (wa,red). Berikut petikannya tulisannya :

Jadi begini, saya pengagum dan penggemar Pak Jokowi untuk membangun Entikong. Ok memang, dia satu-satunya presiden yang melaksanakan pembangunan di Entikong. Tapi pelaksanaannya, ya mungkin semuanya tidak sempurna. Sebenarnya susah juga untuk mengomentari hal yang sedang berjalan, tapi dalam perjalanan pembebasan lahan ini terjadi, kalau bahasa saya itu malprakteklah.

Karena faktanya seperti ini, saya tunjuk itu rumah warga yang sudah dibayar disebelahnya itu. Yang sudah dirobohkan posisinya dibelakang rumah di depannya ini. Ya jadi bagaimana penjelasannya tim teknis untuk menjelaskan kejadian ini. Samling satu titik ini terjadi dibanyak titik kita ambil, satu titik ini sudah dibayar dan posisinya kedudukannya ada dibelakang yang sudah dibayar, lalu depannnya ini kok belum sebuah toko didepannya ini.

Sedangkan punya saya, rumah yang warna merah putih itu juga belum cair. Tapi yang lain sudah posisi kedudukannya lebih jauh kebelakang ini salahsatu contoh dan banyak contoh lagi disana pokoknya area 5 km ini. Jadi mohonlah dicek dilapangan orang yang punya kepentingan ini, dari atas karena dibawah terjadi seperti ini.

Ini masalahnya masyarakat tidak ada istilah tidak setuju, semuanya setuju bahkan saya pribadi sudah menerima sebagian.

Dan masalahnya bukan disitu, tapi masalahnya kenapa ada yang sudah menerima sebagian dan ada yang menerima full. Sedang posisinya sama, masalahnya disitu kenapa tidak dilunasi semua? Kalau ndak, ya ndak semua biar adil. Tapi kenapa yang sudah dilunasi kok ndak juga dipakai, jadi tim teknis ini bagaimana menjelaskan ke masyarakat yang terkena dampak sampai sekarang belum pernah mendengarkan penjelasan tim teknis.

Tim tehnis itu adalah Sat-ker lapangan kan, disini ada Sat-ker yaitu PU, BPN, dari tim itulah yang bekerja. Kita ndak taulah, karena selama ini ndak pernah mendapatkan keterangan yang resmi.  Selalu dari Tim Sat-Ker bilang tunggu dulu, tunggu dulu ujung-ujung sampai sekarang dari 2015, dan seingat saya SK penetapan lahan ini pada bulan 08-2015.

Dalam SK itu tertulis pembebasan lahan dalam waktu +6 bulan ternyata sampai sekarang belum selesai dari bulan 08-2015 sekitar 4 tahunan satu periode jokowi jadi mungkin dulu ada pembangunan dibatas border itu selesai baguslah lepas itu tahap keduanya pasar tradisional moderen itu cukup bagus juga ada masjid itu sukses sesuai rencana.

Yang sangat-sangat memperihatinkan ini ya lingkungan masyarakatnya artinya masyarakat-masyarakat yang punya rumah disini belum diganti rugi semuanya sedang masyarakat mendukung masyarakat setuju masyarakat semua sudah tanda tangan masalahnya dimana?

Bukan masalah harga tidak cocok tapi kita tidak tau apakah duitnya tidak ada tapi ndak masuk akal kalau program sudah berjalan duit tak ada duit APBN kok, sampai saat ini belum ada penjelesan secara detail apa permasalahannya mungkin diajak rapat pada ahirnya hasilpun mutar-mutar seperti itu o saya ini kepala baru 0 ini 0 itulahjadi kita susah, sedangkan kita harus mengawal pembangunan ini supaya bagus lo masak lingkungan seperti ini mau ndak mau kita tetap membandingkan dengan negara sebelah disana seolah olah bukan seolah olah lah kita sendiri kalu disana itu faktanya kayak terencana ,terukur jelas tempatnya,waktunya, biayanya, bentuknya, kalau disini ni tengok sendiri jadinya kayak apa.

Jadi ndak sesuai dengan konsep mungkin yang diatas ,yang dibawah seperti ini mohon lah dikoreksi supaya pembangunan ini dapat berjalan bagus terukur tepat waktu sudah ndak mungkin karena dulu rencananya thn 2019 tapi sekarang molor tolong dijelaskan ke masyarakat itu saja lah kita maunya.

Harusnya pemukiman seperti ini sudah ndak ada seperti ini, kita bingung ini tanah ini tahap membangun baru tapi faktanya raya ini sayang duit APBN kita terpakai kalau kita bicara itu kan karena kita suka pembangunan ini dilaksanakan bukan kita ini apriori kita dukung supaya pembangunan ini bagus sesuai dengan rencana walaupun sekarang ini sudah terlambat ya ok lah kita mulai lagi Cuma kapan kita ndak tau.

Itu PR nya poin yang harus dijelaskan dan harus dilaksanakan karena apa antara tempat ini 2 kilometer ada pelabuhan darat pelabuhan international mungkin dalam jangka dalam pelabuhan ini mungkin juga ada pemukiman lepas itu yang sekarang sudah dijalani itu 5 km kan hanya 5 km bukan full artinya dibayar se upil-se upil dan masyarakat juga ndak bisa merobohkan bangunan nya yang dibayar sedikit kan mengganggu jadi koreksilah dan dikaji ulang pelaksanaan ini supaya bagus ,ada jelas gambarnya jadi masyarakat itu bisa ngontrol o jalan ini planing nya kayak apa ya selesai bulan berapa? thn berapa ? kosnya berapa ? ini kan jaman keterbukaan. Tim Red Lapan6online Ayep,S/Spl

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini