OPINI | HUKUM | POLITIK
“Manusia akan merasa terganggu jika nanti akan ada hukum yang mengikat mereka, padahal hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah,”
Oleh : Awanda Rizkia L,
PADA dasarnya HAM adalah hukum yang sudah melekat pada diri manusia. Hukum yang memang setiap manusia wajib memiliki dan memperjuangkan jika hak itu diganggu oleh manusia lain.
Lalu bagaimana jika HAM dan segala prinsipnya justru malah membuat kerusakan secara perlahan pada masyarakat?
Sebagai contoh kecil, ketika ada seorang yang merasa dirinya sudah benar dalam berpakaian dan tidak ada yang salah dalam hal itu, tapi orang lain mempermasalahkan itu dan malah menjadikan sebagai bahan bully-an hanya karena pakaiannya yang tidak sesuai dengan zaman atau mungkin model sekarang.
Dari contoh ini saja sudah terlihat bahwa HAM sama sekali tidak memberikan solusi atau bahkan tidak bisa memberikan pertolongan pada manusia yang terkena bully-an. Dalam konteks lain, HAM justru menjadikan masyarakat hidupnya bebas tanpa terikat aturan. HAM seolah memberikan golden ticket kepada para penganut LGBT untuk mengekspresikan diri tanpa harus merasakan yang namanya hukum sosial. Hal ini tentu saja akan menjadikan krisis besar-besar pada manusia dikemudian hari.
Manusia akan merasa terganggu jika nanti akan ada hukum yang mengikat mereka, padahal hakikatnya manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang harus terus terikat dengan aturan agar membentuk sebuah karakter yang baik dan benar sesuai dengan hukum syara.
Pasalnya dalam Islam, semua hal yang berurusan dengan alam semesta, manusia dan kehidupan itu semua ada aturannya. Aturan terjadinya siang dan malam, aturan ekosistem pada kehidupan hewan serta aturan-aturan bersosialisasi dan bertahan hidup pada manusia, semua itu Allah SWT telah siapkan di dalam Al-Qur’an serta penjelasan secara rinci melalui hadist-hadist yang sahih.
Lalu mengapa manusia masih menciptakan HAM yang justru akan merusak tatanan kehidupan? Mengapa manusia sangat tidak bersyukur atas hal apa yang telah Allah turun pada fitrahnya manusia?
Contoh saja pada seorang wanita yang tidak memakai jilbab dan menutup auratnya, mereka akan cenderung sering digoda dan bahkan tak jarang menjadi korban pelecehan oleh laki-laki. Tapi lain hal jika seorang wanita itu menaati aturan Allah tentang menutup aurat, mereka akan merasa disegani dan dihormati karena mereka mampu menjaga aurat mereka. Dari hal kecil ini saja sudah sangat terlihat jelas perbedaan jika Allah yang membuat aturan dan manusia yang membuat aturan.
Pasalnya, Allah tidak akan membuat aturan yang merugikan makhluknya. Memang aturan yang Allah turunkan terlihat susah dan mungkin mustahil dilakukan, namun semua itu sudah teruji pada zaman nabi-nabi. Hukum-hukum yang Allah dan Islam gunakan justru sangat melindungi yang namanya Hak Asasi Manusia itu sendiri. [*]
*Penulis Adalah Pelajar di Depok