OPINI
“Produksi pertanian menurun yang terus dikambinghitamkan adalah cuaca ekstrem, padahal jika benar-benar serius, negara akan mengupayakan bagaimana agar produktivitas bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, dan gula tetap stabil di tengah cuaca ekstrem,”
Oleh : Dara Atsila Mutia
HARGA sejumlah kebutuhan pokok di Kota Medan dan sekitarnya bertahan mahal, khususnya bawang merah, daging ayam begitu juga harga gula pasir merangkak naik beberapa hari terakhir.
Mengacu pada data PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), harga bawang merah di Kota Medan terpantau masih bertahan mahal. Bawang merah dijual rata-rata seharga Rp44.500 per kilogram. Sementara itu harga daging ayam sejauh ini juga masih bertahan mahal sekitar Rp28.000 – Rp33.000 per kilogram. Harga gula pasir pun mulai merangkak naik.
Di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan dan sekitarnya, gula pasir sudah dijual di harga Rp19.000 per kilogram. Dailyklik.id, MEDAN, 24/04
Kenaikan harga pangan seperti bawang merah, daging ayam, gula, dan bawang putih sudah terjadi sebelum lebaran hingga saat ini. Harga gula pasir rata-rata mengalami kenaikan 0.3%, minyak goreng mengalami kenaikan 3.3%, bawang merah naik 10.3%,dan bawang putih naik 4.2%.
Adapun faktor yang menyebabkan harga pangan naik, yaitu iklim ekstrem. Kemarau panjang menjadikan produktivitas tidak optimal dan akhirnya stok menurun. Seharusnya persoalan iklim tidak menjadi kendala besar sebab meskipun di suatu daerah ada yang mengalami penurunan, produksi masih bisa dipasok dari daerah lain.
Tidak hanya itu persoalan keterbatasan sarana produksi pertanian, mulai dari benih hingga permasalahan subsidi pupuk. Petani makin sulit mendapatkan benih karena harganya mahal sebab penguasaan swasta terhadap sarana produksi pertanian (saprotan) makin besar.
Hingga mengakibatkan naiknya harga produksi. Kebijakan impor juga mempengaruhi naiknya harga pangan. Kebijakan impor harus penuh perhitungan sebab dalam jangka panjang dapat membahayakan kedaulatan pangan negara.
Seharusnya, negeri yang kaya akan SDA ini bisa mandiri dalam mengelola pangannya, tidak tergantung dengan impor. Derasnya impor akan mematikan gairah petani untuk produksi, menjadikan negara bergantung pada impor, dan pada gilirannya dapat mengikis ketahanan pangan dan kedaulatan pangan Indonesia. Jika sudah bergantung pada impor, stabilisasi harga pangan pun kian tidak menentu. Keterjangkauan harga pangan pun kian mahal sebab yang mengendalikan harga bukan lagi penawaran dan permintaan, melainkan kartel perusahaan besar.
Pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang pemenuhannya wajib dijamin oleh negara. Oleh karena itu negara wajib me-riayah (mengurusi) pangan mulai dari hulu hingga hilir. Negara harus bisa memastikan sampai ke tangan masyarakat. Melihat akar masalahnya terletak pada tata kelola dan penguasa abai, maka solusi terbaik untuk masalah kenaikan pangan hari ini adalah kembali pada aturan Islam yang terbukti mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Menstabilkan harga pangan adalah tanggung jawab negara. Ranah negara adalah menetapkan kebijakan dan menjalankan dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh, produksi pertanian menurun yang terus dikambinghitamkan adalah cuaca ekstrem, padahal jika benar-benar serius, negara akan mengupayakan bagaimana agar produktivitas bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, dan gula tetap stabil di tengah cuaca ekstrem.
Jika memang serius, negara akan memberdayakan segala daya dan upaya untuk mengembangkan teknologi pertanian demi tercapainya produksi yang diharapkan. Sayangnya, peran tersebut tampak belum berjalan maksimal.
Hanya dalam sistem Islam yaitu Khilafah seorang penguasa (imam) berposisi sebagai raa’in (pengurus). Sedangkan dalam sistem hari ini (kapitalisme), negara berposisi hanya sebagai pembuat regulasi, bukan mengurusi. Rasulullah SAW. menegaskan, “Imam (Khalifah) raain (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.” (HR Ahmad, Bukhari).
Khilafah harus bisa memastikan kecukupan stok dalam negeri. Jangan sampai ada pedagang-pedagang nakal yang memainkan harga, melakukan penimbunan, bahkan monopoli yang bisa menyebabkan mahalnya harga pangan. Khilafah juga akan memberikan sanksi yang tegas bagi para pedagang – pedagang nakal yang memainkan harga pangan.
Sungguh permasalah kenaikan pangan hari ini bisa diselesaikan jika kita mau mengambil solusi terbaik yang bersumber dari Sang Maha pencipta dan pengatur yang akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi kita. Wallahualam bissawab. (**)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah