”Sesuai dengan visi misi pak bupati/wakil bupati Sanggau kita ingin Sanggau ini menjadi Kabupaten yang termaju didaerah perbatasan Indonesia-Malaysia dari semua sektor termasuk sektor wisata alam, Planning Action Disporapar nanti kita usahakan paling tidak ada satu desa diperbatasan ini kita jadikan desa wisata percontohan yaitu Desa Bungkang yang akan kita perjuangkan dulu nanti kalau ini sudah berjalan desa lain bisa mengelola desa masing-masing,”
Sekayam/Sanggau/Kalimantan Barat – Lapan6Online : Kadis Porapar Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat bersama Kades Bungkang dan jajarannya mengadakan Rakor Pembentukan Desa Wisata Perbatasan dikantor Desa Bungkang, pada Selasa (26/02/2019).
Dalam acara Rakor ini dihadiri oleh Kadis Pariwisata Sanggau F.Meron, perwakilan Pemerintahan Desa (PEMDES,red) yang diwakili oleh Alian, Kamtibmas Desa Bungkang diwakili oleh Iswandi), Kepala Desa Bungkang Erzan Umar, kemudian wartawan Lapan6online.com Wilayah Kalimantan Baray ( Vj, Deni , Spl ) dan perwakilan dari masyarakat Bungkang lainnya.
Didalam acara tersebut acara pertama diisi oleh Erzan Umar, Kades Bungkang memaparkan tentang cita-cita keinginan dari tahun 2016 bahwa,”Bungkang ini bisa kita jadikan desa semacam wisata perbatasan karena letaknya sangat strategis berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Dalam perjuangan ini kita juga bekerjasama dengan kawan-kawan media yang ada diperbatasan terutama sekali dari kawan anggota media Lapan6online.com (Bang Saepul dan anggotanya,red), hingga saat ini kita terus memperjuangkan bagaimana ini kampung kita perbatasan ini bisa menjadi salah satu icon yang baik dalam rangka penataannya menjadi desa wisata didesa Bungkang,” urai Kades Erzan.
Lebih jauh Kades Erzan mengatakan bahwa, “Namun masih ada kendala yang belum menunjang dari sarana dan prasarana belum memadai contoh seperti akses jalan menuju ke tempat air terjun belum bisa dijangkau sampai ke sana pakai motor ada sekitar + 1 km lagi jarak untuk kesana belum di bikinkan jalan setapak untuk dilewati motor pengunjung, harapan kami kedepan pemerintah pusat dalam hal ini Kemenpar melalui Kadis Porapar Kab. Sanggau untuk bisa memperhatikan tempat ini,” harap Kades Erzan penuh semangat.
Acara selanjutnya Kadis Porapar Kab.Sanggau F.Meron, ia menjelaskan bahwa,”Kita akan survei tempat ini nanti setelah acara ini untuk jadi bahan laporan kami ke kantor pusat, dan mengatakan saya selalu berfikir dan berfikir bagaimana cara untuk mendatangkan Wisatawan sebanyak-banyaknya ke Sanggau. Rencana kedepan saya ingin menarik wisatawan sedikit ke dalam agar Turis dari Malysia bisa menginap di sini , bisa makan minum disini , Dampaknya meningkatkan perekonomian masyarakat. Sehingga harapan saya Desa Bungkang menjadi Desa Wisata,“ jelas F.Meron.
Bahkan dalam kesempatan tersebut Kadis Porapar Sanggau memberikan paparan dan menunjukkan planning action Disporapar arah kebijakan Kab.Sanggau dalam hal ini tentang wisata perbatasan.
F.Meron mengatakan,”Sesuai dengan visi misi pak bupati/wakil bupati Sanggau kita ingin Sanggau ini menjadi Kabupaten yang termaju didaerah perbatasan Indonesia-Malaysia dari semua sektor termasuk sektor wisata alam, Planning Action Disporapar nanti kita usahakan paling tidak ada satu desa diperbatasan ini kita jadikan desa wisata percontohan yaitu Desa Bungkang yang akan kita perjuangkan dulu nanti kalau ini sudah berjalan desa lain bisa mengelola desa masing-masing,” jelasnya.
Berikut ini Isi Paparan Planning Action Disporapar Icon Desa Wisata :
Bentuk team penyusunan peraturan bupati tentang tata cara pembentukan desa wisata.
Dikeluarkan SK Bupati untuk pembentukan desa wisata.
Lounching pembentukan desa wisata oleh bupati sanggau.
Pembentukan Desa Wisata :
Adanya peluang pasar , saat ini dengan gencarnya pihak kemenpar menarik tourist melalui cross border Entikong dengan mengadakan Festival wonderfull Indonesia.
Adanya rencana pemerintah pusat akan membangun rel kereta api Trans Kalimantan yaitu Kalimantan Utara – Kalimantan Barat.
Rencana pembangunan Bandara Lape oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Jarak tempuh dari Desa Bungkang menuju PLBN Entikong sekitar 29,3 Km atau sekitar 43 menit menggunakan Kendaraan .
Sedangkan dari Kota Sanggau menuju Desa Bungkang sekitar 122 Km atau sekitar 2 Jam lebih berkendara.
Dalam kesempatan tersebut, Alian perwakilan dari Pemerintahan Desa (Pemdes,red) memberikan sedikit pemaparan singkat, yang kemudian dilanjutkan Iswandi perwakilan dari Polsek Sekayam terkait masalah keamanan.
Usai rapat Kadis Porapar beserta Tim melanjutkan kunjungan ke Lokasi (lapangan,red) tempat-tempat yang berpotensi yang ada di Desa Bungkang , yaitu Air Terjun Empare sepanjang 2 km menuju Air Terjun telah dibeton.
Terlihat disepanjang jalan menuju air terjun telah dibangun PAM Desa (Program Inovasi Desa,red).
Masyarakat telah menikmati air bersih dari Pegunungan Air Terjun Empare ,Air itu juga telah diolah BUMDES Bungkang untuk dijual, dengan harga 1 galon Rp 3000 .
Jarak tempuh dari Kantor Desa Bungkang Ke Air terjun Empare sekitar 2 km menyelusuri jalan beton menuju ke lokasi hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua karena lebar jalan sekitar 1 m .
Dilanjutkan berjalan kaki sekitar 20 menit naik turun bukit, Air Terjun Empare tinggi 60 m Letaknya didalam hutan diatas bukit sehingga memasuki Kawasan Air Terjun Empare akan terasa sejuk walau cuaca panas sekalipun, Airnya yang sangat Bersih Belum tercemar bahkan Bisa diminum langsung membuat Air terjun ini jadi idola dikunjungi ketika liburan tiba oleh masyarakat perbatasan.
“Mau tak mau motor kita tinggalkan di sini,” kata Kades Bungkang dilokasi sekitar Air Terjun.
“Kita melanjutkan perjalanan jalan kaki naik turun bukit karena jalan beton hanya sampai disini lebih kurang 1 km lagi belum dirintis untuk membuat jalan setapak biar bisa dilewati dari bawah tidak naik bukit, akan tetapi yang bisa menempuh air terjun lewat jalan bukit untuk sementara ini adalah para wisatawan yang masih umur menengah kebawah karena turun naik bukit ini sedang juga capeknya, jadi harapan kedepan supaya akses jalan menuju air terjun ini bisa dilewati lewat bawah pakai motor sampai ketempat air terjun supaya para wisatawan lokal dan wisman (wisatawan mancanergara,red),” terang Kades Erzan.
“Tidak merasa bosan nanti datang ke tempat ini karena kalau masih melewati jalan turun naik bukit seperti ini para pengunjung yang berwisata ke tempat ini akan bilang didalam hatinya cukup sekali ini saja saya ke tempat ini, jadi utk pemerintah pusat dalam hal ini kemenpar pusat melalui kadis pariwisata sanggau utk meperhatikan masalah ini supaya kedepannya bisa lebih bagus dan supaya pengunjung merasa senang ke tempat ini,” ujar Kades.
Masih lanjut Kades Erzan bahwa,”Sebenarnya masih banyak lagi tempat wisata lain nya disekitar Desa Bungkang yang belum dikunjungi seperti Air Terjun Bidara ditempat ini ada Arung Jeramnya, di Pemancingan Aulia Entungun untuk sementara ini Tutup dikarenakan akses jalan yang kurang mendukung , ditempat ini dulu Termasuk menjadi idola masyarakat setempat bahkan pernah Mengadakan Event mancing Berhadiah Motor Vario 150, Wang pendaftaran 100,000 Pesertanya sekitar 250 orang dari sekab sanggau dan ada juga mengundang wisatawan manca negara dari serian malayisa sekitar 40 Orang yang ikut dalam acara ini belum lagi penonton yang datang lebih kurang 400 orang yang datang pada waktu event ini,” lanjutnya.
“Harapan dari pemilik kolam ini bu Vepi Susanti, semoga pemerintah benar-benar serius memperhatikan tempat-tempat ini dan mendorong supaya bisa hidup kembali tempat wisata seperti ini,” tambahnya.
Diujung Pemancingan Aulia entungun Ada juga Air Terjun Setubuh Lebih kurang 3,5 km bisa dilalui menggunakan kendaraan roda 4 dan roda dua ,perjalanan pakai motor memakan waktu sekitar 15 menit dah sampai ke tujuan.
Kendaraan bisa diparkir pas dekat Air Terjun Setubuh ,akses jalan agak bebatuan. Dan satu lagi Air Terjun Bantan yang bisa dikembangkan juga menjadi tempat wisata air terjun.
Usai melakukan survey dan tinjau lokasi (lapangan,red) F.Meron, Kadis Porapar memberikan penjelasan bahwa,”Menurut saya ini sangat strategis yang pertama itu kalau kita lihat ini dekat dengan Cross Border Entikong ini ndak berapa jauh tinggal beberapa menit aja lebih kurang 30 kita bisa menjangkau tempat ini ,nah hanya ini mungkin perlu dibenahi semoga pak kades benahi ini ini sudah ada kemajuan karena ada jalan,” terangnya kepada Lapan6online.com di lokasi Pemancingan Aulia Entungun.
Masih menurut Kadis Porapar bahwa, “Akses sudah masuk ke tujuan disana, + 1 km yang belum di beton untuk sampai di tempat air terjun kalau itu disambung jalan betonnya orang orang tua dan anak anak jangan lewat diatas bisa lewat bawah lewat pinggir sungai itu cantik ditata untuk bikin jalan setapak. Kita bikin jalan bisa dua kalau orang orang tua perempuan bisa lewat bawah untuk anak muda bisa lewat atas jadi tantangan anak muda ,anak muda sport jadi dalam pariwisata itu ada olah raga sport tourisen namanya ,sangat berpotensi sekali ini jak sudah bisa diseting ini dah bagus ni kalau sudah ada jalan ini bisa jadi terminal mobil orang pakai mobil sampai sini disambung pakai ojek untuk masuk misal kan masuk pakai ojek pergi Rp 5000 pulang Rp 5000 sudah Rp 1000 ini 1 motor kalau dia 10 orang berapa kalau 100 orang Berapa harapan kita kedepan dengan dijadinya desa percontohan desa wisata disini bisa kita lebih berbenah diri ya melihat objek wisata yang mana lagi yang perlu kita rangkul dibalaikarangan ini seperti diriam itu ,padong pangeran boleh kita hidupkan goa tan raya, kolam pemancingan aulia entungun , air terjun setubuh entungun dan air terjun bantan itu boleh semua dihidupkan bikin satu paket jadi yang travel Resmi yang sudah ada payung hukumnya bekerjasama dengan lestoran dengan hotel buat paket jual ke malaysia dan kerjasama dengan travel agen yang ada disana biar travel agen yang disana buat paket , untuk travel yang resmi jangan lupa minta saran ke ASITA karena mereka kerjasama luar negeri , hasil dari acara rakor dan hasil kunjungan kita tadi ke Air terjun akan saya bawa ke kantor kemenpar pusat akan saya undang mereka pelaku seni dan budaya nah ini pelaku seni dan budaya saya rencana buat event dibalaikarangan namanya sepekan festival budaya nusantara semua suku bangsa akan kami undang bukan orang dayak orang melayu saja bukan tapi semua suku bangsa yang ada di kab sanggau kita akan rangkul semua , acara rencananya untuk balai karangan bulan 4 wonderful yang kedua sinergi dengan orang pusat , pusat dan daerah sinergi karena kita sama sama mau mendatangkan tourist dari luar negeri,” papar Kadis F.Meron.
Sementara itu, ditempat yang sama Kades Bungkang Erzan Umar menjelaskan,”Alhamdulillah yang pertama kita bersyukur bahwa Pemerintah Kab Sanggau terutama di dinas pariwisata ini sangat respon sekali terhadap program dan cita cita kita untuk membentuk icon wisata desa perbatasan terutama diDesa Bungkang ini , saya pikir mudah mudahan kedepan penemuan yang pertama ini membwa perubahan atau sinyal yang baik terhadap pengembangan di sektor wisata kawasan perbatasan terutama di Desa Bungkang ini karena kita didesa bungkang ini berbatas langsung dengan negara malaysia aksesnya juga tidak cukup jauh daripada border dan ini kedepan nanti bisa kolaborasikan dalam rangka pengembangan sektor sektor yang lain begitu seperti misalnya selain daripada pariwisata kita bisa juga kembangkan budaya budaya dikolaborasikan dengan kegiatan yang selama ini dibatas itu wonderfull indonesia Cross Border itu dapat kita jadikan satu event yang baik terutama dalam rangka pengembangan desa percontohan desa wisata perbatasan ini,” pungkas Kades Erzan kepada Lapan6online.com. Tim Red Saeful/Deny/Vj Lapan6online.com Entikong