Jangan Bersuka Cita Atas Musibah Virus Corona, Tapi Turut Berdukalah dan Waspada

0
158
“Anda tidak suka pemerintahan suatu negara, anda tidak patut, jika sampai tidak suka semua manusia yang ada dalam negara tersebut. Anda juga perlu mengaca atau intropeksi kembali pada diri anda, apakah pemerintahan anda sudah lebih baik dari pemerintahan negara lain? Sudah berapa besar kebaikan pemerintahan anda?,”

Oleh : Mr.Kan

Jakarta, Lapan6Online : Di saat orang-orang China dapat musibah kemanusiaan atas bencana VIRUS CORONA, sepatutnya kita turut prihatin dan berduka cita, kita tidak mampu membantu sesama manusia, jangan lagi kata-katain orang-orang China seakan-akan kita jadi Hakim dari Tuhan dan seakan-akan kita lah paling benar dan hebat serta baik. Benarkah kita sudah paling benar dan baik? Tidak ada manusia yang sempurna di Dunia ini (no body perfect), kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.

Kita jangan seakan berperilaku sombong, karena Tuhan melarang keras semua orang yang berbuat sombong, semua negara pernah dapat musibah, begitu juga negara kita punya potensi tertimpa musibah dan semua manusia di bumi pun punya pontensi dapat musibah.

Satu hal manusia tidak bisa lepas dari rasa lapar, haus, sakit, panas, dingin, sedih, suka cita, bahagia, damai dan sebagainya, serta terakhir manusia pasti meninggal dunia, hanya cepat atau lambat saja, karena tidak ada manusia yang hidup abadi di dunia ini.

Seseorang terlihat tak sadarkan diri yang diyakini terjadi di jalanan Wuhan. (Instagram/The Sun)

Contoh: anda tidak suka pemerintahan suatu negara, anda tidak patut, jika sampai tidak suka semua manusia yang ada dalam negara tersebut. Anda juga perlu mengaca atau intropeksi kembali pada diri anda, apakah pemerintahan anda sudah lebih baik dari pemerintahan negara lain? Sudah berapa besar kebaikan pemerintahan anda?

Tidak ada ajaran agama di dunia ini yang mengajarkan kita sebagai sesama manusia untuk berbuat saling membenci, saling bermusuhan, saling menyerang, saling baku hantam dan saling mengadu domba, kecuali ajaran sesat. Perlu dibedakan antara makna mengkritik dengan makna uraian dalam alinea ini. Jagan disamakan. Tujuannya, keadaannya, situasinya, posisinya dan kondisinya pasti berbeda.

Kesimpulan dan saran: sebagai manusia yang bijak, walaupun hidup ini penuh dengan keanekaragaman, sepatutnya kita perlu saling menolong, saling membantu, saling mengasihi, saling berbaur, saling menciptakan hidup yang tertib dan saling menciptakan perdamaian.

Kita sebagai manusia yang punya hati nurani dan akal sehat, walaupun berbeda-beda, pasti sadar juga bahwa semua manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, jika kita menerima perbedaan, maka kita menerima juga ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebaliknya, jika kita menolak perbedaan, maka kita menolak juga ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Satu hal bagi sebagian orang-orang tertentu bisa makan kelelawar, ular, tikus dan sebagainya, mungkin karena dahulu banyak orang yang kekurangan makanan, jadi saat lapar apa pun dimakan, seperti di China dahulu sekitar 60 tahun atau 70 tahun yang lalu mereka rakyat China banyak yang mati karena kelaparan, saya pernah membaca sebuah buku ada sekitar 70 juta orang mati secara tidak wajar di China, salah satu penyebab kematian tertinggi pada saat itu adalah mati kelaparan dan saya pernah dengar cerita langsung dari orang-orang China yang sudah berusia 70 an tahun, mereka pernah mengalami kesulitan makanan pada saat itu, ditambah lagi mereka harus bekerja keras.

Satu lagi permasalahan kehidupan jorok pun masih terjadi pada orang-orang tertentu tidak terlepas dari kehidupan dahulu yang sangat miskin, karena serba kekurangan, sekarang pun di Indonesia masih ada orang-orang tertentu kehidupannya jorok karena masih banyak kekurangan. Jadi permasalahan satu ini masih termasuk lumrah, akan tetapi kita sepatutnya berusaha hidup yang bersih dan makan serta minum yang bersih, janganlah hidup jorok.

Jadi persoalan memakan hewan liar, tidak heran kebiasaan memakan daging hewan tertentu masih terjadi oleh orang-orang tertentu hingga saat ini, karena kebiasaan lama tadi.

Kita tidak bisa langsung memvonis semata-mata bahwa mereka karena makan kelelawar atau ular menyebabkan munculnya virus corona, walaupun nyatanya sekarang para ahli medis di dunia menyatakan demikian, karena dari dulu orang-orang tertentu banyak yang memakan kelelawar dan ular serta hewan liar kenapa tidak terjangkit virus corona? Kenapa sekarang baru mucul virus corona?

Sama halnya ketika di Indonesia terjadi bencana flu burung dari ayam dan unggas lainnya, mengapa bisa tiba-tiba muncul virus flu burung? Virus Flu burung pun sangat mematikan, Padahal unggas ayam bukanlah hewan liar? Atau penyakit Anthraks bersumber dari hewan sapi, kambing, domba dan kuda. Semua ini timbul dan terjadi adalah rahasia dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat diketahui oleh semua manusia di Bumi ini.

Sepatutnya kita harus sama-sama waspada dan mendorong serta mendesak tegas agar Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah dan tindakan preventif untuk mencegah wabah novel virus corona atau virus yang bernama 2019-nCoV, agar jangan sampai masuk ke Indonesia, karena virus corona sangat mematikan manusia dan menular dari manusia ke manusia.

Data update terkahir, hari Senin, 27 Januari 2020 – 10:40 WIB, dikutib dari media massa online sindonews Internasional, sebanyak 80 orang telah meninggal dunia akibat virus corona dan 2.744 orang yang sudah positif terjangkit virus corona, serta sudah menular ke 12 negara yang terjangkit virus corona tersebut. Diperkirakan virus corona masih terus berkembang hingga belum dapat dipastikan kapan dapat dikendalikan atau dihentikan.

Pesan penting: jangan sesekali kita bersuka cita di atas penderitaan atau duka cita orang-orang lain, karena semua agama tidak mengajarkan kita berperilaku demikian.

*Mr.Kan, Pengamat Sosial dan Hukum

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini