Kekeringan Melanda di Berbagai Wilayah di Indonesia, Bagaimana Peran Negara?

0
15
Sutiani A. Md/Foto : Ist.
“Problem kekeringan akan senantiasa terjadi jika solusi yang diberikan hanya dalam jangka pendek tidak menembus akar permasalahan,”

Oleh : Sutiani, A. Md

HASIL perkiraan BMKG akan terjadi musim kemarau di Indonesia pada hari Minggu terakhir Agustus 2023 yang disebabkan oleh fenomena El Nino dan yang lebih parah lagi BMKG mengatakan musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya serta curah hujan sangat rendah karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di Samudra dalam kurun waktu bersamaan. (Liputan6.com, 12/08/2023).

Dalam menghadapi situasi tersebut rakyat dihimbau untuk hemat air dan tidak membakar sampah walaupun prediksi BMKG demikian beberapa daerah sudah kekurangan air bersih bahkan kekeringan air selama puluhan tahun lamanya seperti ungkapan Bahtiar salah satu warga Banjar lebih dari 20 tahun kesulitan air bersih dan air terasa asin sehingga tidak bisa dipakai untuk minum dan masak.

Mereka hanya bisa mengandalkan air bersih bantuan dari BPBD (Badan Penanggulan Bencana Daerah) Kota Banjar, walhasil warga harus mengeluarkan biaya hidup yang lebih besar untuk membeli air bersih. (Tvonenews.com, 07/08/2023).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat tren penyakit diare di tengah warga Kabupaten Bogor mulai meningkat. Dinkes Kabupaten Bogor memprediksi hal ini terjadi karena warga kesulitan mendapat air bersih di tengah kemarau yang melanda. (Republika.id, 09/08/2023)

Problem kekeringan akan senantiasa terjadi jika solusi yang diberikan hanya dalam jangka pendek tidak menembus akar permasalahan. Pada musim kemarau tiba rakyat sulit mendapatkan air bersih sehingga mengandalkan bantuan BPBD, hidup yang serba sulit alih-alih harus merogoh kantong lebih dalam lagi untuk membeli air bersih.

Begitulah tabiat kapitalisme mengurusi rakyat setengah hati namun berbeda sekali mengurusi para pemodal kapitalistik jelas dengan sepenuh hati sebab ditengah susahnya air bersih masih banyak air minun kemasan yang tersebar luas di jalan-jalan sehingga sumber-sumber air dikapitalistik yang diproduksi oleh pihak industri minuman kemasan.

Sejatinya banyak teknologi yang dapat mengolah air asin menjadi air bersih akan tetapi teknologi tersebut tidak dimanfaatkan untuk rakyat melainkan digunakan oleh kepentingan perusahaan industri yang akhirnya bencana kekeringan air akan terus membuat rakyat semakin menderita.

Jauh berbeda pengelelolaan air untuk warga dan pencegahan bencana kekeringan yang dilakukan oleh negara Islam. Rasululah saw bersabda:
“Imam (Kahifah) adalah rai’n (pengurus) rakyat, dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya.” (h.r. Al-Bukhari).

Hadis diatas sangat jelas menunjukkan bahwa keberadaan negara penjamin kehidupan rakyatnya seperti menyediakan air bersih. Kepemimpinan seorang muslim tidak akan memberikan jangka pendek seperti kapitalistik hari ini yang hanya memberikan air berjumlah tangki besar namun bersifat semu karena kendala pada jarak yang cukup jauh sehingga kurang maksimal memberikan kebutuhan air bersih kepada masyarakat.

Adapun sumber air yang luas seperti sumber-sumber mata air, sungai, laut, selat, teluk, danau adalah kepemilikan umum sebagaimana yang sampaikan sabda Rasululah saw.

“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Telah terbukti secara nyata ketika Khilafah menerapkan islam secara kaffah maka dengan otomatis mencegah individu menguasai sumber daya alam termasuk menjaga sumber-sumber air alhasil tidak ada hubungan bisnis oleh para pemodal swasta maupun asing maka sumber air tersebut dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan warga negaranya seperti kebutuhan minum, keperluan rumah tangga dan lahan pertanian.

Khilafah akan terus memelihara sumber-sumber mata air yang dapat dana dari baitul maal sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Disamping itu, bencana kekeringan ini adalah fenomena alam maka Khilafah tidak akan diam untuk mencari tenaga ahli hidrologi, geologi dan BMKG yang dapat membuat strategi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dari strategi tenaga ahli tersebut maka akan meminimalisir terjadinya krisis air bersih dan tentunya memberikan kebijakan yang tegas kepada perusahaan industri minuman kemasan yang memaksa untuk mendirikannnya. Dengan begitu air bersih di Indonesia seluas 2,83 triliun meter kubik sanggup memenuhi kebutuhan rakyatnya jikalau dikelola oleh hukum-hukum Allah Swt. Wallahualam bissawab. (*)

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah Muslimah