Kelaparan di Muara Enim, Kakak Beradik Kurus Kering Ditemukan Personel TNI-Polisi

0
290
Kakak Beradik yang kurus kering tinggal kulit berbalut tulang yang ditemukan personel TNI dan Polisi. (foto net)
“Kejadian benar di Gelumbang, itu kemarin kita tahu saat bakti sosial. Dua kakak adik, tinggal di rumah orang tuanya yang sudah meninggal dan tidak terurus,”

Sumsel | Lapan6online.com : Kemiskinan melanda Indonesia. Kelaparan hingga kurus kering harus diderita rakyat karena maraknya korupsi dan penanganan Sumber daya alam yang berantakan yang lebih mementingkan investor dan orang-orang berduit asing dan aseng.

Kisah tragis Yuli Nurmelia (Yulie Nuramelia) seorang Ibu empat anak warga Lontar Baru, Serang, Banten yang meninggal dunia setelah sebelumnya tidak makan selama dua hari, sudah viral.

Mengutip situs nasional disebutkan, semakin miris setelah Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku pernah membawa berkas keluarga almarhum Yuli Nurmelia ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos).

Namun data keluarga itu ditolak, lantaran tertulis bekerja sebagai petugas kebersihan yang dikira mendapatkan gaji setiap bulan. Entah apa yang ada dipikiran pejabat yang “mengeksekusi” penolakan berkas Yuli tersebut.

Yuli Nurmelia, Ibu empat anak yang meninggal dunia setelah tak makan selama dua hari. (foto net)
Kelaparan di Muara Enim

Kini kisah kemiskinan yang membuat rakyat kelaparan juga terjadi di wilayah Indonesia lainnya. Yakni di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel). Dua warga kakak beradik tinggal kulit berbalut tulang, kelaparan dan tak punya apa-apa, ditemukan petugas Polisi dan TNI.

Sebagaimana diberitakan, Dua warga Gelumbang di Kabupaten Muara Enim, Sumsel, ditemukan dalam kondisi kurus kering karena kelaparan. Kedua warga itu ditemukan oleh personel polisi dan TNI yang sedang melakukan bakti sosial terkait Corona.

Kakak Beradik yang kurus kering tinggal kulit berbalut tulang yang ditemukan personel TNI dan Polisi. (foto net)

Kedua warga tersebut sempat divideokan oleh personel polisi dan TNI. Dalam video berdurasi 25 detik itu terlihat ada personel Polri dan TNI yang datang ke rumah warga yang kelaparan tersebut.

Di rumah itu terlihat dua kakak beradik dalam kondisi sangat kurus. Satu terbaring di atas tempat tidur dengan tubuh yang sudah kurus kering tinggal kulit berbalut tulang.

Sedangkan satu lagi masih sanggup berdiri, juga sudah kurus kering dan terlihat tidak terurus. Peristiwa itu disebut terjadi di Muara Enim, Sumsel.

“Ini kejadian di Muara Enim min. Mereka ini tinggal beduo di daerah Gelumbang. Ado kakaknyo tapi yo idupnyo pas-pasan,” tulis akun @sumselreceh dalam posting-annya.

Mereka disebut kaget saat melihat polisi dan TNI datang. Salah satu di antaranya langsung menanyakan apakah ada yang membawa nasi.

“`Pak bawa nasi?` kata salah satunya saat polisi dan TNI datang. Mudah-mudahan cepat ditangani min, kasihan,” tulisnya.

Kapolres Muara Enim, AKBP Donni Eka, membenarkan kabar tersebut. Keduanya diketahui saat polisi dan TNI datang untuk melakukan bakti sosial serentak COVID-19.

Kapolres Siapkan Tim Medis

“Kejadian benar di Gelumbang, itu kemarin kita tahu saat bakti sosial. Dua kakak adik, tinggal di rumah orang tuanya yang sudah meninggal dan tidak terurus,” katanya, lansir detik.com.

Donni mengatakan timnya akan kembali datang ke lokasi. Mereka bakal membawa tim kesehatan untuk menangani keduanya.

“Ini kita mau ke lokasi lagi. Ada tim medis kami bawa karena kemarin itu kami hanya bagikan bahan pokok saat bakti sosial. Kalau tidak ada bakti sosial mungkin kita tidak tahu ini,” kata Donni.

Kedua kakak beradik itu masih beruntung ditemukan oleh personel Polisi dan TNI yang tengah melakukan baksos, jika tidak? entah apa yang terjadi. Kemiskinan di Muara Enim ini menjadi contoh buruknya kesejahteraan masyarakat.

Kekayaan Alam dan Tambang Melimpah

Padahal jika menilik kekayaan sumber daya alam di Kabupaten tersebut, seperti dikutip dari situs nasional Kabarserasan.com disebutkan, Muara Enim memang memiliki aneka potensi yang berlimpah, tidak saja di sektor energi (migas dan nonmigas) tapi juga di sektor perkebunan, kehutanan, dan pertanian.

Pertambangan Batubara di Tanjung Enim-Kab. Muara Enim. (foto dok. kabarserasan.com)

Hamparan kebun kopi yang menghijau di dataran tinggi tiga kecamatan Semendo dan Tanjung Agung, dengan luasan mencapai 23.449 hektare, karet (149.276 ha) dan sawit (22.810 ha) tersebar di hampir seluruh wilayah kecamatan kecuali Semendo. Lalu potensi perikanan di wilayah sepanjang aliran Sungai Lematang.

Begitu pula dengan potensi energi, daerah ini memiliki kekayaan berlimpah baik berupa batubara (di Kecamatan Lawang Kidul dan Tanjung Agung), minyak bumi (di Benakat, Rambang Dangku, Lubai dan Gelumbang), panas bumi atau geothermal (di Semendo) serta potensi gas yang saat ini belum banyak dimanfaatkan (di Kecamatan Benakat, Ujan Mas, Gunung Megang, Rambang Dangku dan Lubai).

(*/RedHuge/Lapan6online)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini