NEWS | PROFILE
“Kepada Umat Muslim di mana pun yang merayakannya, semoga di hari kemenangan ini dianugerahi keberkahan, kesehatan, ampunan, dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa,”
Sanggau | KALBAR | Lapan6Online : Idul Fitri sering kali disalahartikan sebagai ajang pamer baju baru atau foto keluarga di media sosial.
Namun, sejatinya, Idul Fitri adalah kemenangan yang lebih dalam—kemenangan atas ego, ketakutan, dan keraguan yang selama ini membelenggu jiwa manusia.

Bulan Ramadhan 2025 menjadi momentum untuk menahan hawa nafsu, baik fisik maupun emosi. Dan di hari kemenangan ini, umat Muslim diajak untuk merenung: apakah kita sudah benar-benar “menang” atas diri sendiri?
Pesan Jumadi S.Sos M.Pd: Selamat Idul Fitri Tanpa Drama Politik
Sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pascasarjana Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak Jumadi S.Sos M.Pd memberikan ucapan selamat Idul Fitri yang sederhana namun penuh makna.
“Kepada Umat Muslim di mana pun yang merayakannya, semoga di hari kemenangan ini dianugerahi keberkahan, kesehatan, ampunan, dan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Jumadi S.Sos M.Pd pada Senin 31 Maret 2025 dinihari melalui videonya.
Namun, apa yang membuat pesan Jumadi begitu relevan? Selain sebagai akademisi, ia juga dikenal sebagai politisi yang tidak hanya berbicara soal anggaran atau kebijakan, tetapi juga nilai-nilai spiritualitas yang jarang terdengar di tengah hiruk-pikuk politik.
Mudah Bergaul Tanpa Pandang Bulu
Jumadi S.Sos M.Pd bukan hanya nama yang terpampang di spanduk kampanye. Ia adalah figur publik yang dikenal luas di Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
Sebagai Ketua DPRD Sanggau selama tiga periode, ia telah membuktikan bahwa politik bisa dilakukan dengan cara yang santun dan inklusif.

Di luar panggung politik, Jumadi S.Sos M.Pd juga aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalbar sebagai Dewan Kehormatan.
Ia dipimpin oleh Wawan Suwandi Plt Ketua PWI Kalbar periode 2024-2029. Kombinasi antara pengalaman politik dan wawasan media membuat Jumadi S.Sos M.Pd menjadi salah satu calon pemimpin masa depan yang sangat patut diperhitungkan.
Kembali ke Fitrah
Idul Fitri memiliki makna mendalam tentang kembali ke fitrah, yaitu keadaan suci seperti bayi yang baru lahir.
Setelah sebulan penuh menahan diri dari hawa nafsu, umat Muslim diajak untuk merefleksikan diri: apakah kita sudah siap untuk “restart” dan menjadi pribadi yang lebih baik?
Refleksi diri ini bukan hanya tentang introspeksi pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita memperbaiki hubungan dengan orang lain.
Idul Fitri adalah momen untuk meminta maaf, mempererat silaturahmi, dan membangun harmoni sosial.
Idul Fitri Bukan Sekadar Silaturahmi, Tapi Revolusi Diri
Jika dilihat secara kritis, Idul Fitri adalah revolusi diri yang sesungguhnya. Di tengah arus globalisasi yang serba instan, manusia sering kali lupa untuk berhenti sejenak dan merenung.
Bulan Ramadhan 2025 memberikan waktu untuk itu, dan Idul Fitri adalah hasil dari proses transformasi tersebut.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah kita benar-benar berubah setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan? Ataukah kita hanya kembali ke rutinitas yang sama tanpa ada perubahan signifikan?
Bangkit Secara Spiritual dan Moral di Era Digital
Di era digital seperti sekarang, tantangan moral dan spiritual semakin kompleks. Informasi yang berlimpah sering kali membuat manusia mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Oleh karena itu, Idul Fitri menjadi pengingat bahwa bangkit secara spiritual dan moral adalah sebuah keharusan.
Jumadi S.Sos M.Pd dengan segala pengalamannya, memberikan contoh nyata tentang bagaimana seorang pemimpin harus memadukan nilai-nilai spiritualitas dengan tanggung jawab sosial.
Ia membuktikan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya tentang jabatan, tetapi juga tentang kepribadian.
Idul Fitri sebagai Momentum Transformasi Diri
Idul Fitri adalah lebih dari sekadar perayaan. Ini adalah panggilan untuk menjadi pribadi yang lebih baik—baik secara spiritual maupun moral.
Pesan Jumadi S.Sos M.Pd tentang kembali ke fitrah mengingatkan kita bahwa kemenangan sejati adalah kemenangan atas diri sendiri.
Mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk “restart” dan membangun kehidupan yang lebih bermakna.
Karena pada akhirnya, kemenangan yang sesungguhnya bukanlah tentang mengalahkan orang lain, melainkan tentang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. (***)
*Sumber : infokalbar (Media Group Jaringan Lapan6Online.com)