PROFILE
“Dan salah satu diantara mereka sempat melihat Tosalama Tuan Di Bulo Bulo, Tapi dia tidak menghiraukan karena dalam pikiranya tidak mungkin beliau tuan di bulo bulo karena dia tidak ikut dalam rombongan,”
Majene | SULBAR | Lapan6Online : Pada suatu waktu Tuan Bulo Bulo bersama beberapa wali lainnya merencanakan untuk pergi ke Mekah untuk mengunjungi Rumah Suci Baitullah. Sebelum Mereka berangkat mereka mempersiapkan perbekalan yang cukup.

Karena perjalanan ke tanah suci pada waktu itu memakai Kapal Laut dan membutuhkan waktu berbulan – bulan untuk sampai ke tanah suci. Mereka membawa rupa – rupa makanan dan buah – buahan dari “ To’dang “ ( sebutan tanah mandar di Mekah pada waktu itu ).
Pada saat tiba waktu keberangkatan Kapal menuju Mekah, semua Waliullah yang yang ikut dalam rombongan itu berkumpul kecuali Waliullah Tuan di Bulo Bulo dan mereka yang hadir ini, siap untuk memulai perjalanan ke Mekah karena mereka akan ketinggalan kapal kalau mereka tidak ikut dalam rombongan kapal pada waktu itu.

Konon, pada saat keberangkatan rombongan tersebut Tuan Bulo Bulo tidak ada dalam rombongan kapal itu. Namun sela beberapa saat rombongan berangkat Tuan Bulo Bulo Tiba di Dermaga tempat pemberangkatan kapal dan dia mendapati kapal sudah berangkat dan dia mengetahui bahwa ia ditinggalkan oleh Rombongan.
Kemudian beliau mengadukan kepada Allah atas tertundanya berangkat bersama rombongannya. Dia bermunajat kepada Allah SWT atas berkeinginan ikut dalam rombongan yang meninggalkannya. Sehingga beberapa waktu kemudian Rombongannya di perkirakan akan tiba di Tanah Suci Mekah. Maka Atas Izin Allah beliau mengambil pohon pinang atau bahasa lokalnya batang Karama pohon losi, versi Bugis.

itulah yang menjadi Wasilah kekuasaan Allah Swt yang menjadi kendaraan nya ke Tanah Suci Mekah.
Pada saat tiba di tanah suci mekah beliau langsung duduk di dalam Masjidil Haram berzikir,tafakkur dan bermunajat kepada Allah Swt. Bersamaan waktu itu Para rombongan waliullah “ To’dang “ yang berangkat beberapa bulan yang lalu baru sampai di Masjidil Haram.
Dan salah satu diantara mereka sempat melihat Tosalama Tuan Di Bulo Bulo, Tapi dia tidak menghiraukan karena dalam pikiranya tidak mungkin beliau tuan di bulo bulo karena dia tidak ikut dalam rombongan. Akhirnya rombongan yang lain juga yang melihat dan memastikan bahwa orang yang duduk pada suatu shaf itu adalah salah seorang dari mereka yang merencanakan berangkat kesini, tapi beliau ketinggalan kapal.

Maka pada waktu itu mereka mengakui kekuasaan Allah Swt yang memperjalankan Tuan di Bulo Bulo ke Mekah dalam waktu yang singkat dan tanpa kendaraan kapal. Dan pada saat rombongan mengetahui keberadaan Tuan di Bulo Bulo dalam Masjidil Haram.
Mereka pun bergabung dan bersama-sama mengerjakan ibadah kepada Allah Swt.
Saat tiba waktu makan dan para rombongan kemudian mengeluarkan perbekalannya beserta buah – buahan yang mereka bawa dari To’dang (Sulawesi).

Kemudian salah satu diantara mereka ada yang berkata : “ bahwa Semua Buah – Buahan yang ada di To’dang mereka semua bawa dalam perbekalan pada waktu itu. Namun ketika Tuan di Bulo Bulo melihat buah buahan yang mereka bawa, dia berkata bahwa masih ada satu buah buahan dari To’dang belum mereka bawa.
Mereka bertanya “ Apa itu “ Tuan Bulo Bulo Menjawab :”Tolleang (Rambutan lokal) “ Belum ada dalam daftar buah – buahan itu, padahal di To’dang adalah Sentra Buah Rambutan pada waktu itu terutama di kampung Tuan Bulo – Bulo pada saat itu.

Selanjutnya karena buah – buahan yang mereka bawa belum lengkap dan Tuan di Bulo – Bulo ingin memperlihatkan Kekuasaan Allah Swt untuk yang kedua kalinya, maka tuan di Bulo – Bulo, Berkata : Coba pejamkan Mata kalian sejenak , setelah mereka selesai memejamkan mata sejenak dan ternyata Buah rambutan yang awalnya tidak ada menjadi ada di tengah tengah mereka.
Dan buah rambutan yang diambil itu adalah buah rambutan lokal asli dari To’dang karena pada waktu itu ada seseorang yang melihat Tuan Bulo – Bulo memetik rambutan itu. Pada saat beliau di perkirakan orang kampung dia sudah ada di Mekah dan rambutan tempat pemetikannya itu di dalam sejarah dikatakan “ Daerahnya sekitar Antara daerah Bulo –Bulo dengan Daerah Tibung dikenal dan dipercai masih ada sampai sekarang (yang merupakan daerah Administrasi Kabupaten Polman Sulwesi Barat).

(Cerita ini di kutip dari sejarah Turun temurun Para Anak cucu Tuan di Bulo – Bulo dan sudah dikenal ceritanya di daerah sekitar Polman dan Majene bahkan Sulawesi Barat pada umumnya)
Beberapa kisah tuan di Bulo bulo akan kami rangkum di episode episode berikutnya antara lain silsilah dan turunannya,pembawa Islam pertama di wilayah pegunungan Aralle Mambi dan Matangnga,”kisah ini di petik dari cerita turun temurun dan jika ada kekeliruan dari cerita ini bisa menghubungi peanggung jawab Hasri gandeng daeng pawuang untuk di lakukan perbaikan. (*HGDP)