Krisantus Kurniawan : Bila Seluruh Masyarakat Sudah Divaksin, Industri Pariwisata Kembali Menggeliat

0
8
“Pandemi sangat berdampak terhadap pariwisata. Kita tahu objek wisata yang sudah mendunia seperti Bali, Labuan Bajo, Borobudur dan lain-lain sangat terdampak. Tentu ini berdampak pula terhadap pendapatan negara,”

Lapan6Online |Jakarta : Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak terhadap pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk di Indonesia. Padahal, industri pariwisata menghimpun banyak usaha lainnya yang berimbas pada Kesejahteran masyarakat.

Namun, industri pariwisata kini mulai menggeliat sering menurunnya kasus harian Covid-19 berkat upaya keras pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.

Demikian disampaikan Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan, dalam Webinar Forum Diskusi Publik yang diselenggarakan Ditjen IKP Kemkominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Menyiasati Industri Pariwisata di Tengah Pandemi Covid Guna Pemulihan Ekonomi Nasional”, Minggu (7/11/2021).

“Pandemi sangat berdampak terhadap pariwisata. Kita tahu objek wisata yang sudah mendunia seperti Bali, Labuan Bajo, Borobudur dan lain-lain sangat terdampak. Tentu ini berdampak pula terhadap pendapatan negara,” kata Krisantus.

Ia menilai, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, bahkan dengan mengeluarkan anggaran yang besar tidak akan efektif tanpa dukungan masyarakat. Sehingga, menurutnya, masyarakat harus mendukung upaya pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian nasional.

Krisantus menyebutkan, saat ini mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi adalah kunci untuk bisa melakukan aktivitas kembali, termasuk di industri pariwisata.

“Dukungan masyarakat sangat sederhana, salah satunya patuh terhadap protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi. Bila seluruh masyarakat di Indonesia sudah melakukan vaksin, maka segala aktivitas yang produktif bisa kembali dijalankan. Industri pariwisata bisa hidup kembali dan perekonomian nasional bisa pulih,” ujarnya.

“Pariwisata bukan hanya untuk melancong, tapi ini industri yang menghimpun segala usaha-usaha lainnya juga yang saling berkaitan seperti hotel, restoran, pelayanan perjalanan, atraksi wisata dan lain-lain. Sehingga sangat memengaruhi kesejahteraan masyarakat,” lanjut dia.

Dalam kesempatan itu, Krisantus juga berharap potensi pariwisata di Provinsi Kalimantan Barat bisa dimaksimalkan. Menurutnya, banyak objek-objek wisata yang bisa dikembangkan yang tidak kalah dengan yang lainnya.

“Saya mengimbau kepala daerah bahwa potensi wisata di Kalimantan Barat memiliki sangat baik untuk pendapatan daerah. Tentu pariwisata ini multiplier efectnya sangat luas sehingga bisa menambah kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara, pakar hukum tata negara, Ahmad Redi, mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan wisata ramah Muslim. Menurutnya, hal ini bisa menjadi kekuatan Indonesia dalam sektor pariwisata.

Ia menyebut, ada tiga hal yang menjadi kunci dalam wisata ramah Muslim. Pertama yakni makanan yang halal.

“Kedua pray activity, ada beberapa tempat wisata yang kadang sulit menemukan masjid atau musala. Kemudian di momen-momen seperti Ramadan. Fasilitas-fasilitas seperti sahur sangat penting untuk disediakan,” ujarnya.

“Komponen utama pariwisata ramah Muslim ini dari hulu ke hilir, mulai dari hotelnya, restorannya dan lain-lain,” kata dia.

Dalam webinar itu juga hadir Direktur IKPMK Kementerian Komunikasi dan Informatika, Septriana Tangkary. Ia dalam kesempatan itu mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan.

Menurut Septriana, patuh terhadap protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi akan membuat pariwisata bergeliat kembali.

“Hal yang penting juga mengembalikan hasrat wisatawan untuk kembali berwisata,” katanya. (*YP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini