“Jadi konsep FAST ini untuk membangun peradaban, konsep membangun akhlak. Tidak mungkin seseorang bisa sukses, sebuah perusahaan bisa sukses, bahkan sebuah bangsa bisa sukses tanpa Fathonah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Kaitannya dengan Umroh adalah, jika konsep FAST diterapkan dalam sebuah Learning, itu hanya dua hari. Sedangkan ada sekitar sembilan hari termasuk waktu perjalanan dalam ibadah Umroh,”
Lapan6Online : Umroh adalah sebuah ibadah penuh makna yang senantiasa dilakukan oleh umat Islam sebelum mereka mampu melaksanakan ibadah Haji. Namun, bagaimana membuat ibadah Umroh lebih bermakna, tentu diperlukan sebuah kesungguhan hati dan juga memahami untuk apa, serta bagaimana kegiatan tersebut mampu mengubah kehidupan spiritual dan dunia.
Mencermati fenomena pelaksanaan ibadah Umroh di negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, PT. AIDA Tourindo Wisata (penyelenggara Haji & Umroh) dan PT. Renara Wisata Prima memperkenalkan konsep “FAST Baitullah” yang mengaplikasikan FAST Personality for Success, di Bekasi, Minggu (03/02).
Pada peluncuran tersebut, Direktur Eksekutif AIDA Tourindo yang juga Direktur Utama Renata Wisata Prima Ridwan Mukri mengatakan bahwa tujuan dari konsep Umroh FAST adalah membangun akhlak jamaah yang akan berangkat Umroh berdasarkan 4 sifat Rasul dan Asmaul Husna. Rasulullah itu sukses, menurut Ridwan, karena Rasulullah punya 4 sifat. Fathonah (cerdas), Amanah (terpercaya), Shiddiq (benar perkataan dan perbuatannya), dan Tabligh (punya kemampuan komunikasi yang luar biasa).
“Di Madinah kita punya kesempatan mengajak para jamaah untuk belajar akhlak dari empat sifat Rasulullah tersebut. Karena yang selama ini terjadi, mereka datang ke Madinah, shalat di Masjid Nabawi, kagum dengan tingginya menara Nabawi, tapi lupa dengan tingginya akhlak Rasulullah. Semua keindahan mereka kagumi di sana. Tapi lupa akan cahaya yang dibawa oleh Rasulullah. Sehingga pulang dari Madinah tidak membawa cintanya Rasul. Nggak dapat ruhnya, atau spirit akhlak Rasulullah dan para sahabat,” terang penulis buku Best Seller FAST Personality for Succes itu.
Dengan FAST ini, lanjutnya, saat di Madinah jamaah akan diajak pada sebuah journey, membayangkan sejarah Nabi Muhammad membangun peradaban. Bagaimana Nabi Muhammad membangun akhlak. Bagaimana perjuangan dan pengorbanan baginda Rasul. Keihklasan mencintai ummatnya. Sehingga di Madinah, jelasnya, jamaah bukan hanya mendapat pahala shalat di Masjid Nabawi saja, yang memang pahalanya setara dengan 1000 kali shalat di Masjid di Indonesia, namun mereka juga mengenal Rasulullah dan para sahabat. Yaitu dengan konsep FAST.
“Para jamaah kami ajak mengenali potensi diri berdasarkan empat sifat Rasul. Dari mulai di Indonesia. Apakah mereka dominan di sifat Fathonah, Amanah, Shiddiq, atau Tabligh. Mereka akan di assest (diukur) sebelum berangkat. Hal ini yang tidak dimiliki oleh travel Umroh lain. Sehingga setiap jamaah paham bahwa di diri mereka, misalnya, dominan salah satu dari empat sifat Rasulullah tadi. Ya kami buat pengukuran atau assesstment untuk mereka. Menggunakan kuisioner yang mereka isi sendiri saat manasik sesuai pertanyaan-pertanyaan secara psikologis,” papar pria berkacamata tersebut penuh semangat.
Yang menarik, beber Ridwan, seharusnya di Madinah para jamaan juga mengenang perjuangan empat sahabat utama yang meneruskan perjuangan Rasulullah. Abu Bakar As Shiddiq, Umar ibn Khaththab, Utsman ibn Affan, dan Ali ibn Tholib. Dan empat sahabat tersebut jika dipelajari, menurut dia, karakternya beda-beda. Ridwan mengatakan, bahwa setelah dia pelajari lebih dalam, para sahabat itu mewakili empat sifat Rasul. Ali mewakili sifat Fathonah yang dominan, Umar dominan mewakili sifat Amanah, Abu Bakar mewakili Shiddiq, dan Utsman pada sifat Tabligh. Jadi para jamaah juga bisa belajar dari masing-masing sifat sahabat Rasul. Tapi terutama role model-nya adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Jadi konsep FAST ini untuk membangun peradaban, konsep membangun akhlak. Tidak mungkin seseorang bisa sukses, sebuah perusahaan bisa sukses, bahkan sebuah bangsa bisa sukses tanpa Fathonah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Kaitannya dengan Umroh adalah, jika konsep FAST diterapkan dalam sebuah Learning, itu hanya dua hari. Sedangkan ada sekitar sembilan hari termasuk waktu perjalanan dalam ibadah Umroh. Artinya, Umroh itu sendiri sebuah perjalanan Learning yang bisa dioptimalkan lebih baik. Ini yang tidak disadari semua orang, yaitu perjalanan Learning, ya lebih bermakna ibadahnya,” terangnya.
Perusahaan travel yang berdomisili di daerah Bekasi tersebut, kata dia, berupaya agar bagaimana jamaah akan lebih memiliki makna saat di Masjid Nabawi sambil diberi makna dari perjuangan Rasulullah. Efek yang bisa ditimbulkan. Sehingga ketika mereka pulang, mereka membawa cinta Rasul atau membawa spirit Rasulullah melalui FAST itu.
Dengan meneladani Rasul melalui konsep FAST saat Umroh tersebut, Ridwan yakin mereka akan bisa belajar akhlak Rasul yang penuh kemuliaan agar lebih sabar, penuh keihklasan dalam menjalani kehidupan, menyebarkan cinta, dan kedamaian. Sehingga dengan keluarga pun mereka akan semakin menyayangi. Itulah yang dicontohkan Rasulullah. Mereka akan semakin sayang pada orang tua, keluarga, dan orang lain. “Efeknya secara Fathonah, mereka mau belajar dari orang lain. Sehingga mereka bisa cerdas. Karena Rasulullah adalah cerdas, maka kita bisa belajar kecerdasannya. Mereka ditarget sebulan misalnya bisa baca 1 buku. Di dimensi Amanah, kita diajarkan untuk tegas. Yaitu untuk tegas dalam mensyiarkan kebaikan dan melawan kemungkaran. Jadi kalau ada yang mempengaruhi mereka untuk berbuat buruk, mereka akan mengatakan tidak. Disuruh menyebarkan hoaks, tentu mereka tidak akan mau, misalnya. Ini meningkatkan amanah mereka,” terangnya.
Selain itu, lanjutnya, mereka akan lebih memahami kelembutan dan kasih sayang dari sifat Shiddiq. Mereka juga belajar Tabligh dengan menyebarkan kebaikan-kebaikan. Karena dari satu kebaikan akan mengalir pahala kebaikannya untuk dia. Seperti wakaf sumur dan kebun kurman Utsman ibn Affan yang sampai hari ini terus menyebarkan dan memberi kebaikan pada ummat. Sampai Al Qur’an yang kita baca itu dari Mushaf Utsmani. Jadi jamaah belajar sungguh-sungguh dari akhlak Rasullah dan juga dari empat sahabat.
Ridwan berharap, Umroh dapat membawa spirit kebangkitan umat. Jadi tidak hanya sekedar ritual saja. Namun membawa enerji Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan para Sahabat. Itu yang akan ditanamkan. Nantinya para jamaah setelah pulang akan dipersaudarakan dalam sebuah grup dan akan di-maintain persaudaraan mereka tersebut. Mengingatkan mereka tentang bahwa apa yang diperoleh dari semangat Umroh di Madinah tidak boleh hilang. “Kami ingin menjadikan Umroh FAST Baitullah agar para jamaah mendapatkan cintanya Allah dan cintanya Rasulullah. Kami berharap program kami ini, secara hati terdalam, membuat para jamaah, bisa bertemu Allah dengan hatinya, merasakan cintanya Allah yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk bisa melaksanakan ibadah Umroh,” ujarnya.
Dia yakin, tidak semua orang diberi kesempatan untuk pergi ke sana, dan terlebih merasakan cintanya Allah. Di Baitullah pun jamaah akan diajak mengenal Allah melalui Asmaul Husna. Mereka akan diajak zikir Asmaul Husna setiap hari. “Nah, ini mengapa kami juga meluncurkan program One Day One Asmaul Husna (ODOAH) hari ini. Banyak sekali keutamaan Asmaul Husna ini yang bisa mengantarkan kita In syaa Allah ke surga. Jadi, In syaa Allah program Umroh ini akan bisa bermanfaat bagi para jamaah, tutupnya. Red