OPINI
“Serangan2 ke Bang Yos sebagai perbuatan rasis oleh Charles Honoris, Grace Natalie, Zeng Wei Jiang karena anggap sebagai tindak rasis itu perlu di waspadai,”
Oleh : Muslim Arbi
ZENG Wei Jian. Dia juga pake nama samaran Ken ken atau setidak nya begitulah yang saya sering dengar di panggil oleh teman2.
Saya tidak terlalu dekat. Seingat saya hanya dua kali ketemu dalam 2 forum diskusi. Sebagai Nara Sumber. 1. Di Guntur 49. Acara di adakan oleh Nur Lapong. Di situ ada Bung Lieus Sungkarisma, saya dan Ken Ken sebagai Nara sumber. 2. Majelis Kamisan di tempat Lieus Sungkarisma: Waroeng Makar jln Penacoran 10 Glodok. Di acara itu saya ketemu Ken Ken. Acara yang di pandu oleh Tuan Rumah Sdr Lieus Sungkarisma.
Setelah itu kami sering chatting. Belakangan sudah tidak lagi. Karena hp saya alami trouble. Sering kena hack, jam, suspend bahkan terblokir. Dan akhir nya hp pun rusak. Di servis tapi sudah tidak sembuh lagi.
Jika nomor kontak Ken Ken masih ada di hp saya. Saya mau chat dia dan mau tanya. Kenapa begitu keras kritik dan serang Bang Yos?
Apa yang salah dengan Bang Yos atas pernyataan dia itu? Sebagai mantan kepala BIN. Badan Intelejen Negara. Sy kira omongan Bang Yos itu patut dan pantas di Waspadai.
Mengapa?
Karena sampai saat ini pemerintah tidak terbuka dan tidak serius soal serbuan TKA Cina itu? Di tengah serbuan TKA Cina yang gelap2an itu banyak timbulkan protes dan pertanyaan di medsos. Ada apa dengan banyak nya TKA Cina tengah malam2 di sejumlah Bandara?
Sampai detik ini, DPR, BIN, Imgirasi, Kemenlu diam? Ada apa?
Apa yang di persoalkan oleh Bang Yos itu bukan tindakan rasis. Tapi sebagai peringatan dan tanggung jawab atas masa depan negeri ini.
Tahun 2015 lalu, Prof Sri Edi Swasono pernah tanyakan hal itu ke Bang Yos sebagai kepala BIN. Apakah kedatangan TKA Cina tidak sebagai Tentara Merah? Semestinya ke khawatiran Prof SES, mantu Bung Hatta, Proklamator itu perlu di Waspadai dan di jawab. Agar tidak timbulkan kekhawatiran dan kecemasan. Kalau ini di biarkan akan menjadi ancaman Nasional.
Apalagi dari sejumlah TKA itu secara Illegal bikin KTP di berbagai daerah. Dan beredar sejumlah video di medsos ada TKA Cina yang ga bisa berbahasa Indonesia marah2 ke penduduk Pribumi setempat. Di Konawe Sultra, ada perusahaan yang syaratkan kalau pekerja Indonesia wajib berbahasa Mandarin. Lah ini negeri kita ko kita di dikte? Kita waspada. Bisa jadi Cina mulai perlahan2 kuasai alam, kekayaan dan kedaulatan kita. Bisa jadi ini jadi indikasi kuat tidak tertutup kemungkinan RRC telah kirim pasukan tentara merah dan menyamar sebagai pekerja. Dan itu tersebar di sejumlah di Daerah.
Persoalan yang di ungkap oleh Bang Yos itu bukan semata sebagai rasa kekhawatiran belaka. Dan tidak cukup hanya ditanggapin dengan polemik belaka.
Serangan2 ke Bang Yos sebagai perbuatan rasis oleh Charles Honoris, Grace Natalie, Zeng Wei Jiang karena anggap sebagai tindak rasis itu perlu di waspadai. Karena apa yang di ungkap Bang Yos itu sangat serius.
Pemerintah perlu serius usut tuntas masalah ini: DPD, DPR dan Pemerintah perlu ambil langkah Cepat dan tepat. Jangan sampai terlambat dalam soal ini. Apalagi dalam konsep OBOR RRC dengan Jebakan Hutang +Debt Trap) nya banyak menyimpan trik2 untuk menjajah dan menguasai wilayah negara lain. Salah satu di antara nya: Klaim RRC atas Laut Natuna.
Dari Klaim RRC di laut Natuna, Kemenangan Bongbong, anak mantan Presiden Ferdinand Marcos di Filipina yang berorientasi ke Cina, kemenangan Ramos Horta di Timor Leste dan akan pererat hubungan dengan Cina juga kerjasama RRC dengan kepulauan Solomon akan menjadi kewaspadaan atas ekspansi politik Luar Negeri dalam konsep OBOR nya yang sudah di tukar dengan BRI sekarang.
Dahulu OBOR. One Belt, One Road. Satu ikat pinggang, satu jalan. Cina akan ikat semua negara2 yang di ajak kerjasama. Dan dengan itu. Dia buka jalan ekspansi. Ini lahirkan New Colonialisme dan New Imperilisme. Sekarang di rubah menjadi BRI. Belt and Road Inisiatip? Musang ganti baju?
Soal pernyataan Bang Yos itu membuka ke waspadaan kita semua. Agar mewaspadai Gerakan Cinaisasi saat ini.
Silahkan serang Bang Yos. Dan soal New Imperilisme akan semakin asyik di bahas. Tepian Kali Brantas, 31 Mei 2022. (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu