OPINI | POLITIK
“Tak pelak pula siapapun pemimpin yang menahkodai sistem tersebut tidak akan mampu mengubah apapun. Karena hakikat sistem adalah mengatur bukan diatur. Namun, cukupkah kesadaran itu?,”
Oleh : Fadhillah Khusnah S.Pd
BELUM genap setahun kepemimpinannya, presiden RI terpilih periode 2024/2029 kini dibanjiri banyak kritik dan protes. Bukan tanpa sebab, banyak dari kebijakan yang disahkan seolah tak mengindahkan posisi rakyat yang kian terpojok.
Hal itu memicu tagar Indonesia Gelap santer tersebar di media sosial yang juga merembet ke demonstrasi nyata dari kalangan mahasiswa dan berbagai lapisan masyarakat. Menunjukkan betapa rakyat kini mulai sadar akan kegagalan sistem saat ini menjamin kesejahteraan.
Masyarakat memang mulai membuka mata bahwa kerusakan dan kemiskinan yang menjerat mereka tak berasal dari keserakahan segelintir orang belaka. Ada sebuah sistem yang memaksa mereka tunduk dan patuh lalu menghantarkan kepada gelap dan sempitnya penghidupan ditengah hamparan bumi yang menawarkan kekayaan dan kecukupan.
Tak pelak pula siapapun pemimpin yang menahkodai sistem tersebut tidak akan mampu mengubah apapun. Karena hakikat sistem adalah mengatur bukan diatur. Namun, cukupkah kesadaran itu?
Dapat dikatakan bahwa memang, kesadaran ialah titik tolak perjuangan melawan ketidakadilan. Menyadari ternyata selama berpuluh tahun umat ini telah dikelabui oleh janji manis kebebasan dan kemerdekaan yang ditawarkan sistem demokrasi sekuler ala barat.
Alhasil, aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan sejumlah tuntutan pada penguasa. Sayangnya tuntutan yang diberikan sejatinya tak menyelesaikan masalah sampai ke akarnya, bahkan parahnya ada yang menawarkan untuk kembali kepada demokrasi kerakyatan. Padahal sumber masalahnya terletak pada penerapan sistem demokrasi itu sendiri.
Mahasiswa sudah seharusnya melek akan politik. Tak hanya itu, mereka juga harus bisa memberikan solusi tuntas akan setiap permasalahan politik yang hadir.
Dan ternyata, satu-satunya solusi itu ialah Islam. Hanya Islam yang mampu menjadi penyelesaian akan setiap problematika kehidupan. Maka mahasiswa hendaknya menjadi agen perubahan guna mengemban risalah Islam dengan mengokesi setiap kebijakan penguasa dengan semangat amar makruf nahi mungkar dan menyuarkan solusi
Islam karena Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelam atau suram. Untuk itulah para pemuda selayaknya bergabung bersama gerakan dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan hakiki sebagaimana dahulu yang dilakukan Rasulullah. Wallahu’alam bishowwab. (**)
*Penulis Adalah Aktivis Dahwah
Disclaimer :
Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan Lapan6Online.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi Lapan6Online.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.