Mr.Kan : Sedih Rasanya, Dosen Pulang Malam Naik Angkot

0
62
“Mengapa ada dosen begitu baik, tulus dan rajin namun harus bekerja jalan kaki yang cukup jauh dari dalam kampus ke tempat penantian angkot dan pak Didin harus pulang menempuh jarak yang agak jauh lagi untuk sampai ke rumahnya,”

Jakarta – Lapan6Online : Semalam tiba-tiba di kampus sempat membuat saya merasa sangat prihatin dan sedih, mengingat “dosen pak Didin” adalah orang yang begitu baik dan tulus, orangnya yang selalu happy. Di mana rasa kesedihan saya?

Begini ceritanya, semalam saya pulang terakhir habis ujian akhir semester mata kuliah “Bahasa Inggris Hukum,” pada hari Rabu (9/01/2019), sekitar jam 20.30 WIB di depan kelas, saya tanya dengan pak Didin, pak Didin udah mau pulang ya? Pak Didin menjawab “iya”. Saya tahu pak Didin pulangnya agak jauh ke Tangerang.

Saya tanya lagi, Pak Didin pulang naik apa? jawaban pak Didin membuat saya mengalirkan air mata di dalam hati dan berasa perih, kata pak Didin “paling naik angkot di depan,” sedih dan perih di hatiku tak tertahankan, sampai rumah saya ceritakan ke istri saya.

Asli air mata saya mengalir di belakang istri saya, sambil ngumpet-ngumpet di balik tembok, kebetulan saya dan istri sedang di ruangan yang terbagi dua, jadi ada tembok buat saya ngumpet menutupi rasa kesedihan saya sambil bercerita.

Kata saya ke istri, mengapa ada dosen begitu baik, tulus dan rajin namun harus bekerja jalan kaki yang cukup jauh dari dalam kampus ke tempat penantian angkot dan pak Didin harus pulang menempuh jarak yang agak jauh lagi untuk sampai ke rumahnya. Di mana usianya pak Didin yang menurut saya sudah di atas usia umumya orang-orang pensiun.

Setiap hari kita ke kampus, kita tahu pak Didin dosen yang paling rajin, tepat waktu dan tidak pernah absen (tidak hadir). Aturan di kampus kita mulai masuk jam 17.00 WIB, pak Didin jam 16.00 saja sudah menanti di kampus, kadang saya perhatikan pak Didin jalan sampai mondar-mandir dari kantor Dosen ke ruangan kelas yang kita tempati paling pojok karena sambil menunggu kita-kita datang.

Kemudian kita tahu naik angkot di Jakarta itu tidak mudah, karena sitem dan aturan transportasi umum di Jakarta dan Tangerang masih dapat dikatakan amburadul, belum lagi terkadang di dalam angkot harus rasakan suhu yang panas karena duduk berhempitan serta resiko-resiko lainnya, intinya duduknya tidak seenak mobil bus, apalagi mobil pribadi yang ada AC.

Sepanjang kita kenal pak Didin adalah dosen yang selalu ceria penuh dengan senyum tawa dan sabar. Menurut pengamatan saya, pak Didin merupakan dosen yang cukup cerdas soal ilmu hukum dan cara memberikan pengajaran juga cukup baik.

Saya sangat berharap dari pihak pemerintah yang berwenang khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan pihak yang berwenang di kampus Universitas Satyagama dapat lebih memperhatikan dan memberikan fasilitas yang lebih baik untuk dosen seperti pak Didin dan sebagainya.

Sungguh besar jasa para dosen yang tulus dan baik, tidak dapat kami balas dengan apa pun untuk menggantikan jasa-jasa pak Dosen. Kami hanya dapat berdoa, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kesehatan, kebahagiaan, rejeki, panjang umur dan sukses selalu untuk pak Didin dan para dosen yang baik dan tulus yang telah mengajarkan kami Ilmu pendidikan dan pengetahuan. (****)

Penulis : Kan Hiung alias Mr.Kan
FAKULTAS HUKUM, Universitas Satyagama – Jakarta Barat – Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini