Lapan6Online : Data Analyst Continuum membeberkan banyaknya masyarakat tak ikhlas karena penghasilan atau gaji habis hanya untuk bayar pajak. Sementara perilaku pegawai pajak masih banyak yang bermental korup dan hedon alias pamer kekayaan.
Dua kasus yang mengemuka adalah terkuaknya aset gendut mantan eselon III Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Serta terkuaknya dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) sebesar Rp300 triliun di Kemenkeu, temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Dalam sebuah diskusi daring yang diinisiasi Indef beberapa waktu lalu, analis Continuum Maisia Sagita, mengatakan, sebanyak 62, 7 persen responden menyatakan capek kerja, tapi beli barang kena pajak, dan gajinya habis untuk bayar pajak.
“Dan, sebanyak 21,6 persen publik menyatakan kelakuan pegawai dan pejabat pemerintah meresahkan. Sebanyak 7,5 persen publik mengeluhkan bukan WNI tapi dikenai pajak. Sebanyak 5,1 persen lainnya meminta agar menindak tegas pencuri uang pajak. Sisanya 3,1 persen menyatakan lapor pajak adalah hal yang merepotkan,” bebernya, dikutip, pada Selasa (4/3/2023).
Masih menurut Maisia, terdapat 3 spike atau puncak perbincangan yang terjadi. Spikir pertama pada 24 Februari 2023, ketika mencuat kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satryo putra Rafael yang kesandung dugaan gratifikasi Rp1,3 miliar melalui kantor akuntan pajak miliknya.
Spike kedua terkait kinerja Kemenkeu dan Ditjen Pajak sampai munculnya kecurigaan atas transaksi mencurigakan sebesar Rp300 triliun yang dilaporkan PPATK sejak 2009-2022, namun tidak ditanggapi Kemenkeu. Muncul pula temuan pegawai pajak Rafael Alun yang punya harta tak wajar Rp55 miliar.
Spike ketiga, lanjut Maisia, muncul pada 8 Maret 2023 ketika suara-suara ketidakpuasan publik terhadap kinerja DJP yang menarik pajak tidak sesuai dengan harga barang.
Data analisis Continuum itu didapatkan dari media sosial (medsos) twitter dengan menggunakan Big Data. Karena dianggap merepresentasikan opini publk secara real time.
Data twitter itu dikumpulkan sejak 23 Februari hingga 23 Maret 2023, atau 5 minggu. Didapatkan 681,575 perbincangan di twitter, dari 462,938 akun medsos. Terbanyak berada di Pulau Jawa sebesar 78,4 persen. (*inlh/bm/red)