“Tanpa disadari semua tinggal menghitung hari, aman jeratan hukum duniawi, namun hukum akhirat kini setiap saat menanti. Gugur satu tumbuh seribu, semuanya tinggal menunggu, ini hanya soal waktu, satu persatu mulai tertuju karna KPK harus memburu, jangan harap sembunyi dibalik lugu,”
Oleh : Ozzy Sulaiman Sudiro
Jakarta | Lapan6Online : Lembaga pemberantasan korupsi “KPK” ditengah wabah Copid 19 nyaris tak terdengar karna mesin penggerak seakan pupus tak berdaya melawan arus.
Ternyata Corona dan Korupsi penangkalnya sama, yaitu cuci tangan dan tutup mulut.mana yang dimakan dan mana yang dusikut. KORUPSI telah menjadi budaya bodoh orang Indonesia, dari anak SD sampai S3, hingga lulus, kerja dan menjadi pejabat berkuasa, bahkan pengusaha besar ataupun kecil juga ikut korupsi.
Budaya korupsi memang telah mendarah daging dan akan sulit dihilangkan, kecuali ada rekontruksi Negara yang valid dan dapat diterima masyarakat, ketidakadilan inilah yang mengawali budaya korupsi.
Hilangnya budaya rasa malu kian hari kian pudar, karna segala kebutuhan hidup para pejabat belum terbayar? bahkan, urat malupun sudah putus oleh syahwat yang begitu rakus, tak peduli rizki hasil haram, asal diam-diam tidak ketahuan.
Hanya Budaya malu inilah yang mampu memfilter sifat dan karakter bangsa ini, yang semestinya perlu dilestarikan sebagai pusaka warisan leluhur yang taat dan patuh pada kultur, tradisi peninggalan nenek moyang kita bangsa yang berbudi luhur, bermartabat penuh tafakur Kemaren…Mungkin tak menyangka atau menduga bahkan tercengang ketika mata dan telinga kita setiap hari disuguhkan oleh media-media Atas tertangkapnya “Para Bedebah” itu.
Seperti sirkus badut penuh lelucon, berakrobat dipasar malam, sebagai pelepas lelah hiburan ahir pekan. Ada mantan pejabat yang harap-harap cemas “H2C” membuat hidup jadi ngga waras, ketar-ketir seperti takut tersambar petir, menggangu istirahatnya tidur disiang bolong, walau ketika bangun tinggal menikmati sisa kontrak hidup yang sebentar lagi berahir, selalu terbelenggu dibayangi oleh dosa-dosa perbuatan dimasa lalu.
Ada juga yang baru belajar coba-coba korupsi untuk beraksi, namun na’as nasibnya terciduk OTT KPK lagi, sebuah malapetaka bagi keluarga, lalu mengeluh dijebak alasan politik, dengan tersenyum penuh munafik Masih banyak tabir rahasia yang belum terungkap direpublik ini seperti Kasus BLBI, E-KTP, Hambalang, Jiwasraya, Asabri, Bank Century, Pelindo II, Kota Waringin Timur dan masih banyak lagi, atau sebaliknya tertutup dan ditutup-tutupi oleh “Politik-Cinta” yang penuh kasih sebagai bentuk balas budi ? atau mungkin sama-sama mengetahui rahasia masing-masing pribadi, sebagai alumnus satu perguruan tinggi di Fakultas “MDR” Maling Duit Rakyat.
Tanpa disadari semua tinggal menghitung hari, aman jeratan hukum duniawi, namun hukum akhirat kini setiap saat menanti. Gugur satu tumbuh seribu, semuanya tinggal menunggu, ini hanya soal waktu, satu persatu mulai tertuju karna KPK harus memburu, jangan harap sembunyi dibalik lugu, tetap tersenyum walau tanpa rasa malu.
Kalau saja negara yang subur rakyat belum makmur ini, adil menyirami jasmani anak negeri, para pejabat tidak lagi berhianat agar hidup tidak terlaknat, dan semua para penegak hukum jujur berkomitmen pada bangsa dan negara, terutama pada hati dan nuraninya untuk tidak korupsi.
Setidaknya budaya korupsi mulai ditinggali, karna buat apa lagi korupsi semua sudah tercukupi, lalu untuk apa lagi ada lembaga pemberantasan Korupsi.
Pertanyaannya, apakah ini semua hanya mimpi atau sebuah harapan semangat anak negri denga penuh kesadaran diri untuk mengabdi pada ibu pertiwi, sebelum ajal nafas diujung mati. ****
*Penulis Adalah Ketua Umum KWRI/Sekjen Majelis Pers