Pemuda SUMUT Buka Suara Menyolusi Nusantara

0
8
Uci Riswahyu S.Akun/Foto : Ist.

OPINI

“Ini bukan pilihan, melainkan amanah dari Allah swt. Islam adalah jawaban, memberi arah dan tujuan yang jelas, tanpanya semangat kita hanyalah ledakan yang tak beraturan,”

Oleh : Uci Riswahyu,S.Akun

LEMBAGA Muslimah Muda (JAM) for Islam Kaffah telah menyelenggarakan secara hybird forum Temu Muslimah Muda pada Ahad, 27 Oktober 2024. Acara yang dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan pelajar ini mengangkat tema ‘The Next Level Activism: We Aspire, We Engage & We Stand For Islam Kaffah.

Dengan tujuan meningkatkan level aktivisme pemuda dan mengambil peran terbaik untuk Islam kaffah. Melalui pertemuan ini para pemuda diharapkan memiliki cita-cita yang sama untuk mendalami pemikiran Islam, terlibat pada isu-isu keumatan, serta turut menyadari pentingnya penerapan Islam kaffah.

Koordinator Nasional JAM for Islam Kaffah, Apri Hardiyanti menyampaikan sambutannya pada para pemuda untuk membuka panggung akbar ini. Dengan penuh semangat, Apri mengatakan, “Pemuda adalah tulang punggung perubahan. Ini bukan pilihan, melainkan amanah dari Allah swt. Islam adalah jawaban, memberi arah dan tujuan yang jelas, tanpanya semangat kita hanyalah ledakan yang tak beraturan.

Kita hidup ditengah zaman penuh tantangan, namun ini saatnya kita untuk mengukir sejarah. Kitalah muslimah muda yang menolong agama Allah yang akan mengembalikan Daulah Islam, janji Allah dan bisyarah Rasulullah. Tidak ada ruang untuk ragu, mari melayakkan diri”.

Para peserta yang berasal dari kampus Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Muslim Nusantara, Universitas Medan Area, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1, MAN 2, MAN 3, SMK Negeri 8, SMK Negeri 9, SMK Negeri 14, SMA Negeri 4, SMA Negeri 13, Pondok Mutia Rahma dan berbagai sekolah swasta lainnya di Sumatera Utara tampak sangat antusias selama forum berlangsung.

Para peserta tampak terpukau dengan performa opera yang disajikan para aktivis lembaga muslimah muda setempat. Para performer menyampaikan pesan untuk membangun kesadaran politik pemuda bahwa sumber penderitaan dunia hari ini adalah sistem politik demokrasi. Pertunjukan tersebut menggambarkan penderitaan rakyat di Provinsi Sumatera Utara, salah satunya penderitaan kaum perempuan di kawasan Danau Toba sebagai lokasi ‘perampasan ruang hidup masyarakat adat’.

Para aktivis ini berusaha membangun kesadaran global bahwa demokrasi merupakan penyebab penderitaan di Indonesia maupun dunia secara global, juga membangun kesadaran bahwa hanya Islam politik yang menjadi solusi masalah dan harapan perubahan hakiki.

Beberapa pembicara dari luar Indonesia turut mengisi forum global ini antara lain Muslimah Muda dari Amerika Serikat (USA) yang mengungkap wajah asli Demokrasi & HAM yang dinilainya hipokrit, ketidakpercayaan pemuda dan peluang kebangkitan islam politik. Selain itu, Muslimah muda dari Australia membeberkan bahwa demokrasi represif bukanlah jalan perubahan, dan bagaimana sejatinya peran politik muslimah di dalam Islam.

Lebih dari itu, Muslimah Muda dari Palestina turut membagikan kisah yang dialami diri dan saudara-saudaranya di Palestina dan menyebutkan bahwa Demokrasi memecah belah serta melemahkan dunia Pslam atas Palestina, bahkan Islam, jihad & Daulah Islam diungkap sebagai solusi tuntas bagi persoalan Palestina.

Adapun Muslimah muda asal Bangladesh mengajak para pemuda untuk mewaspadai jebakan perubahan ala Demokrasi, sebaliknya Islam kaffah lah jalan terbaik untuk perubahan. Sementara itu, influencer muslimah nasional, Raden Ayu Ranty juga berkontribusi mengungkapkan pemikirannya pada forum ini. Ranty pun dengan lantang menyebutkan bahwa demokrasi merupakan alat penjajahan yang dilakukan Barat di negeri kaum muslim. Bentuknya melalui pengrusakan aqidah umat Islam, permusuhan pada syariah kaffah dan mencegah kebangkitan Islam.

Pada akhir sesi, menurut Ustadzah Iffah Ainur Rochmah, Mubalighah Nasional, para muslimah muda penting menyadari bahwa Islam menjadi warisan bagi generasi yang tidak bisa hanya dibisik-bisikkan. Sistem politik Islam dengan penerapan komprehensifnya dalam Daulah Islam harus digaungkan pada umat secara universal, terang-terangan. Para generasi muda, sehingga harus melakukan upaya terbaiknya dalam terlibat mewujudkan cita-cita mulia ini. Wallahu’alam. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah