“Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh pemimpin tertinggi, partai kami dan negara, saya memberikan instruksi kepada lengan departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya,”
Moskow, Lapan6online.com : Tepat pada tanggal 25 Juni ini, merupakan peringatan 70 tahun dimulainya Perang Korea. Perang yang tercatat sebagai perang paling brutal dimulai pada 25 Juni 1950. Saat itu pasukan Korut yang mendapat dukungan China dan Uni Soviet menyerbu Korea Selatan menandai konflik antara dua kepentingan besar Komunisme melawan kapitalisme yang diusung sekutu pimpinan Amerika Serikat.
Mengutip Wikipedia disebutkan, perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat AS, China, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.
Tentara PBB dan AS menghitung jumlah tentara AS, China dan Korea Utara yang tewas berdasarkan laporan korban-tewas di lapangan, interogasi tahanan perang, dan intelejen militer (dokumen, mata-mata, dan lain-lain).
Korban tewas: AS: 36.940 terbunuh, China:100.000—1.500.000 terbunuh; kebanyakan sumber memperkirakan 400.000 orang yang terbunuh; Korea Utara: 214,000–520,000; kebanyakan sumber memperkirakan 500.000 orang yang terbunuh. Korea Selatan: Rakyat sipil: 245.000—415.000 terbunuh; Total rakyat sipil yang tewas antara 1.500.000—3.000.000; kebanyakan sumber memperkirakan 2.000.000 orang tewas.
Kebrutalan perang itu saat ini masih dikenang dan sulit dilupakan. Sekutu AS bersama Jepang dan Korea Selatan melawan Trio Komunis, Soviet (Kini Rusia), China dan Korea Utara, tetap berlangsung hingga hari ini.
Ancaman Korea Utara
Secara tak terduga, Korea Utara kembali menebar ancaman penggunaan senjata nuklir melawan (AS) Ancaman penggunaan nuklir tersebut sendiri telah dikeluarkan rezim Kim Jong-un dari Kedutaan Korut di Moskow yang dirilis kantor berita Rusia, TASS.
“Tahun ini, militer AS telah melakukan berbagai jenis manuver militer di Korea Selatan dan sekitarnya dengan tujuan menyerang Korea Utara dengan cepat,” bunyi pernyataan tersebut.
“Babak baru Perang Korea akan menambah peristiwa yang sangat sensasional bagi sejarah umat manusia, yang akan mengakhiri kekaisaran lain, yang bernama Amerika Serikat,” lanjut pernyataan kedutaan yang dirilis New York Post, dikutip Lapan6online dari Sindonews, Jumat (25/6/2020).
Meskipun pernyataan itu belum dilaporkan di tempat lain, pernyataan itu dirilis pada hari-hari menjelang peringatan 70 tahun dimulainya Perang Korea.
Diketahui, Rezim Kim Jong-un berubah agresif dalam beberapa hari terakhir tentang upayanya untuk mengejar musuhnya, Korea Selatan. Negara komunis itu mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan selebaran propaganda anti-Korea Selatan yang digambarkan “setinggi gunung”.
Selebaran Propaganda
Selebaran yang jumlahnya diklaim mencapai 12 juta lembar itu siap dikirim melintasi perbatasan ke Korea Selatan sebagai pembalasan atas tindakan serupa oleh para pembelot Korut yang tinggal di Korea Selatan. Pemerintah Seoul disalahkan Pyongyang karena tidak menghentikan ulah para pembelot.
Praktek meluncurkan selebaran melintasi perbatasan telah digunakan oleh para pembelot Korea Utara selama bertahun-tahun. Militer Korea Selatan telah berhenti mengirim selebaran anti-Pyongyang sejak 2010 setelah mencapai kesepekatan dengan Korea Utara dalam sebuah pertemuan.
Kelompok-kelompok pembelot Korut diketahui mengirim makanan, uang dolar, radio mini, dan stik USB berisi berita dan drama Korea Selatan. Akibatnya, Korea Utara marah besar. Ancaman perang Korea Jilid 2 dapat menjadi kenyataan.
Pekan lalu, Kim Jong-un mengizinkan adik perempuannya, Kim Yo-jong, memerintahkan meledakkan kantor penghubung dua Korea. Kantor itu telah dioperasikan dengan Korea Selatan selama dua tahun terakhir. Kim Yo Jong menggambarkan Korea Selatan sebagai “musuh” ketika mengumumkan peledakan bangunan.
“Dengan menggunakan kekuatan saya yang disahkan oleh pemimpin tertinggi, partai kami dan negara, saya memberikan instruksi kepada lengan departemen yang bertanggung jawab atas urusan dengan musuh untuk secara tegas melakukan tindakan selanjutnya,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
(*/RedHuge/Lapan6online)