OPINI | POLITIK
“Ironisnya, negara justru menggunakan APBN untuk membiayai hal yang bukan pokok bagi masyarakat sampai triliunan,”
Oleh : Shofi Lidinilah,
DI TENGAH kelangkaan minyak goreng, pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Dalam aturan Menteri Perdagangan harga per liter sebesar Rp14.000,- atau Rp15.500,- per kilogram (Kontan.co.id/16/3/22). Kebijakan tersebut mengakibatkan masyarakat semakin bingung mendapatkan bahan pokok ini terkhusus bagi para pedagang.
Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia tetapi sangat aneh bahwa di saat yang sama Indonesia mengalami kelangkaan minyak dan masyarakat terpaksa antri berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng.
Bahkan seperti dikutip kompas.com (17/3)2022) di daerah Kalimantan seorang ibu meninggal dunia setelah antre berjam-jam di pusat perbelanjaan.
Saat ini, minyak sudah mulai kembali mengisi etalase pusat perbelanjaan namun disayangkan harga per liter sudah beranjak ke angka Rp24.000,-. Dengan bandrol harga ini tentu sangat memberatkan masyarakat menengah ke bawah.
Terlebih lagi bagi para penjual gorengan yang sangat mengandalkan minyak untuk menggoreng produk dagangan. Karena kenaikan harga minyak goreng, mereka harus menaikan harga jual sedangkan daya beli masyarakat pada masa pandemi sangat merosot sekali. Kondisi ini menjadi dilemma buat para pedagang. Bagi mereka semakin sulit mendapatkan sesuap nasi. Ironisnya, negara justru menggunakan APBN untuk membiayai hal yang bukan pokok bagi masyarakat sampai triliunan.
Inilah produk pemikiran kapitalis yang menjadikan orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin.
Dalam Islam, negara memiliki peran penting untuk mengatur dan menerapkan aturan dan hukum demi kesejahteraan rakyatnya.
Salah satunya adalah terkait mengatur masalah kepemilikian harta yang sesuai dengan Islam.
Hutan dan kelapa sawit adalah milik umum yang dikelola negara, tidak boleh dikelola oleh individu atau kelompok agar tidak terjadi penguasaan sehingga tidak ada kelangkaan akibat penimbunan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk meraih keuntungan kelompok atau individu.
Ini semua bisa terjadi apabila Islam diterapkan di tengah-tengah umat. Tidak akan terjadi yang namanya kelangkaan minyak seperti yang kita alami ini. Wallahu a’lam bishshawab. [*GF/RIN]
*Penulis Adalah Member AMK