EKONOMI | PERISTIWA | NUSANTARA
“Sementara kegiatan ekspor sudah berjalan Pak. Lalu apa bedanya impor dengan eskpor? Alasan mereka hanya TPS, kan lebih kurang sebenarnya Pak. Fasilitasnya sudah memadai kalo menurut saya, TBI sudah ada, tempat pemeriksaan ekspor impor barang sudah ada,”
Lapan6OnlineKALBAR | Entikong | Sanggau : Percepatan pembangunan ekonomi perbatasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu keniscayaan dan hal yang tidak bisa ditawar tawar lagi.
Pemerintah mengamanahkan bahwa ” Daerah Perbatasan ” merupakan ujung tombak yang harus dipertajam fungsi dan kedudukannya untuk dikembangkan serta ditingkatkan guna menumbuhkan perekonomian daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah negara tetangga.
Problematika yang dihadapi oleh para pelaku dunia usaha di daerah perbatasanpun saat ini sedang mencari format dan solusi agar perdagangan lintas batas negara dapat berjalan dengan baik dan lancar agar manfaatnya bisa dirasakan oleh keduabelah pihak.
Geliat arus mobiltas barang dan orang di daerah perbatasan kian hari menunjukkan intensitas yang semakin tinggi.
Aspek infrastruktur sarana/ prasarana sudah mulai ditingkatkan dan dibenahi, salah satunya adalah PLBN Entikong yang berada di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Inland Port Tebedu yang ada di wilayah Serawak Malaysia, yang merupakan ujung tombak yang harus dipertajam fungsi dan kedudukannya untuk dikembangkan serta ditingkatkan guna menumbuhkan perekonomian daerah yang berbatasan langsung dengan negara negara Asean lainnya.
Apalagi menyongsong Asean Connectivity 2025, dimana Indonesia untuk tahun 2023 ini menjadi tuan rumah, maka sudah seharusnya kita dapat mempersembahkan implementasi terbaik bagi komitmen bersama Asean ini.
Menyoroti wilayah perbatasan Kalimantan Barat – Serawak Malaysia menjadi potensi nadi perekomian dan peningkatan perekonomian khususnya pada wilayah perbatasan mau pun berdampak perekonomian Kalimantan Barat. Namun sayangnya, masih jadi tanda Tanya, bahkan menjadi pertanyaan bagaimana pintu impor kedua Negara?. Lalu seperti apa kondisi sejauh ini, berikut ini bincang ekslusive dengan Saepul, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Importir dan Eksportir Perbatasan Indonesia (APIEPINDO,red), pada Selasa 14 Maret 2023 berikut petikan wawancaranya :
Pak Saepul, pintu Impor di perbatasan kita itu seperti apa Pak?
Nah, itulah kita sebagai warga perbatasan Entikong sini ya termasuk sangat menyesalkan lah. Karena hingga saat ini Pintu Impor PLBN Entikong belum dibuka Pak. Segera dibuka lah, pintu impor melalui PLBN Entikong ini.
Sepengetahuan Pak Saepul, kenapa Pintu Impor di Perbatasan kita ini belum dibuka Pak?
Beberapa kali kami pertanyakan ke Bea&Cukai Entikong banyak lah beberapa alas an, mereka mengatakan alasannya yaitu belum ada kode pelabuhan TBIN Entikong, kemudian alas an jalan belum untuk kegiatan impor. Dan terakhir kalinya, beberapa hari yang lalu kita tanyakan alasanya belum ada TPSB (Tempat Penimbunan Sementara,red) Barang.
Pak Saepul sendiri, sebagai pengusaha dengan belum dibukanya pintu impor ini?
Ya… sangat disesalkan lah, karena sampai hari ini belum dibuka kegiatan impor dari PLBN Entikong. Sementara kegiatan ekspor sudah berjalan Pak. Lalu apa bedanya impor dengan eskpor? Alasan mereka hanya TPS, kan lebih kurang sebenarnya Pak. Fasilitasnya sudah memadai kalo menurut saya, TBI sudah ada, tempat pemeriksaan ekspor impor barang sudah ada, Gudangnya juga sudah ada untuk penimbunan barang sementara yang dekat cargo itu Pak.
Bagaimana menurut Bapak soal sarana dan prasarana sendiri diwilayah kita, di Pintu Perbatasan kita apa sudah siap?
Kalo kami sudah cukup lah Pak, kami selama dari Asosiasi Pengusaha Importir dan Eksportir Perbatasan Indonesia (Apiepindo) sudah cukup Pak. Kalau pun buka impor, tidak boleh besar-besaran, seperti sekarang pake fuso kah, kalo alasannya jalan.
Yang diimpor ini apa Pak, jenis barang apa atau produk apa?
Tergantung permintaan konsumen dari Indonesia Pak. Nanti itu ada beberapa barang yang tidak diperbolehkan, yang barang yang diperbolehkan itulah yang kami akan impor, karena bukan apa Pak. kalo impor dari Entikong ini jadi nanti biayanya agak murah begitu. Contohlah kalo barang impor ini dari Jawa datang kesini atau dari Jakarta itu kan mutar dia, seumpama barang dari Singapura, atau Malaysia kan ke Jakarta dulu, baru ke Kalbar. Sedangkan kalo dari Entikong ini kan lebih cepat , dan biaya agak murah.
Bagaimana dengan Jalur Pak, Jalur Distribusi Impor ini Pak?
Kalo jalur saya rasa sudah cukup memadai, kan selama ini ekspor berjalan dan tidak ada masalah. Bahkan sampai sekarang ekspor berjalan terus, dalam sehari bisa 3 sampai 4 truk Fino, begitulah maksud kami kalau pun memang belum bisa dipergunakan TBI untuk sementara ini ya barangnya diperiksa di Cargo, mungkin ketemu mobil Truck tangkap lah, yang dari Malaysia bongkar disitu, cek disitu.
Ini potensi Pajak Ekonomi, dan potensi bisnis dulu dengan impor ini seperti apa?
Nah, dengan dibukanya impor dari PLBN Entikong ini kan ada income untuk Negara. Jadi kami dari Pengusaha Importir dan Eksportir Perbatasan Indonesia akan membayar pajak, dan membayar bea masuk. Tentunya banyak dampak positif dengan dibukanya pintu impor di PLBN Entikong. Masyarakat Perbatasan pun akan terbantu secara ekonomi, terlebih Pasar Baru PLBN Entikong pun kami hidupkan kembali, karena barang yang masuk ini kan legal atau resmi. Pada prinsipnya dengan dibukanya pintu impor di PLBN Entikong akan ada perubahan social ekonomi di Perbatasan sini.
Pak Saepul, Besar mana potensi ekonominya? Apa Impor atau Ekspor?
Sangat besar kalo impor Pak. Ekspor ada Pak, tapi sangat besar Impor Pak. Karena apa saya bilang begitu, entikong, sanggau, Kalimantan barat ini bisa terpenuhi dengan dibukanya pintu impor di PLBN Entikong . dan secara waktunya lebih cepat dan singkat lah. Kalo dari pelabuhan Kuching ke sini paling 2 jam perjalanan, sedangkan kalo dari Jakarta (1 bulan,red) tentunya ada proses transit, kan memakan waktu panjang. Jadi harapan kami nantinya akan ada dampak perubahan secara ekonomi di Perbatasan.
Pak Saepul, para pengusaha tidak ada persoalan pajak kan?
Alhamdulillah tidak ada persoalan pajak Pak. Bahkan kami sudah sepakat sesuai aturan untuk berapa biaya masuknya, kan tentunya disitu nantinya ada itung-itungannya. Dengan ini tentu ada income untuk Negara dan juga berdampak secara ekonomi bagi masyarakat perbatasan.
Lalu apa Produk unggulannya untuk impor ini?
Kalo untuk produk unggulan adalah barang-barang sembako. Ada juga barang-barang lain juga, seperti bangunan, seperti pipa. Tapi lebih banyak barang-barang sembako.
Bagaimana dengan biaya transportasi impor ini?
Nah itulah, kita minta PLBN Entikong perbandingkan melalui Jakarta kemudian ke Pontianak sudah berapa kali transit. Tentunya biaya transportasinya kan lebih besar. Sedangkan melalui PLBN Entikong ini perbedaannya 2 kali lah. Kalo di Entikong ½, tapi kali dari Jakarta itu 1, itulah perbandingannya. Untuk itulah kami minta kepada PLBN Entikong untuk biayanya lebih murah lah, karena perbandingan waktu juga, tentunya ini berpengaruh dengan biaya dong.
Termasuk berpengaruh dengan harga produk Pak?
Sangat-sangat berpengaruh Pak, kita bandingkan ya barang keluar dari Entikong sini keluar contoh barang-barang kecil-kecilan (belanjaan keluarga) bukan impor lah, tapi skala kecil-kecilan. Jika lewat Jakarta, Pontianak, entikong lebih besar biayanya. Berbeda dengan lewat Entikong sini.
Mungkin bisa diperjelas Pak, Impor ini berbeda dengan Egreement 600 Ringgit Pak?
Kan yang egreement 600 Ringgit itu kan terbatas dan diperuntukkan untuk sekeluarga dalam satu bulan. Dan itu tidak boleh diperjualbelikan untuk orang luar, jadi hanya diperuntukkan dalam satu keluarga saja, dan hanya diperuntukkan bagi yang memiliki KILB (Kartu Identitas Lintas Batas,red). Dan tidak diperbolehkan untuk umum. Sementara untuk impor ini, untuk umum siapapun boleh membeli, dan masuknya ke Indonesia pun secara Legal, membayar bea masuk.
Dan terakhir Pak Saepul, bagaimana kedepannya agar Pintu Impor ini dibuka? Harapan Temen-temen pengusaha sendiri seperti apa?
Harapan kami warga yang tinggal di Perbatasan sini dan tentunya kami para pengusaha yang tergabung di Asosiasi Pengusaha Importir dan Eksportir Perbatasan Indonesia (Apiepindo) sangat mengharap agar segeralah dibuka kran pintu Impor melalui di PLBN Entikong ini. Agar supaya perekonomian warga masyarakat yang tinggal di Perbatasan ini khususunya, dan Kalimantan Barat umumnya bisa berubah dari sebelumnya. Dan kami minta kepada pemerintah pusat agar diperintahkan wilayah segera membuka kran pintu Impor melalui PLBN Entikong. (*Tm)
*Sumber :rri.co.id/RRI Pontianak