Jakarta, Lapan6online.com : Relawan NU Peduli Covid-19 menyambangi pusat Kuliner JTS Kemayoran, Jakarta pusat guna memberikan edukasi dan sosialisasi terpadu dalam pencegahan penularan Covid-19 kepada komunitas Sanggar Senam Bunda Ririe dan para pedagang di JTS Kemayoran.
Koordinator Relawan NU Peduli Covid-19, Yonce mengatakan, edukasi dan sosialisasi pencegahan Covid-19 sudah dilakukan sejak pandemi melanda Indonesia dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Semenjak Covid-19 melanda Indonesia, Team NU Peduli cOVID-19 sudah turun ke Masyarakat, awalnya melakukan penyemprotan disinfektan, pemberian masker, hand sanitizer, kemudian memberikan edukasi pencegahan penularan Covid-19 pada masyarakat, tepatnya sejak bulan Juni 2020,” ujar Yonce di JTS Kemayoran, Rabu (28/10/2020).
Menurut Yonce pada awal NU Peduli turun ke masyarakat adalah dengan melakukan penyemprotan disenfektan ke masjid-masjid di 5 wilayah DKI Jakarta, baru ke Masyarakat, komunitas dan Lingkungan.
Edukasi Masyarakat
Yonce mengakui, kendala terbesar penanganan Covid-19 adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan memberlakukan PSBB secara mandiri dan ketat.
“Kesadaran masyarakat masih kurang bagus. Mereka tidak tahu tentang Covid-19, cara penularannya seperti apa, cara menghindarinya seperti apa,” terang Yonce.
“Makanya kita men-sosialisasikan cara mencegah penularan covid-19 ke kita dan semua orang,” tandasnya.
Yonce berharap, untuk sosialisasi di Pusat Kuliner JTS Kemayoran para pedagang dan Komunitas Ibu-ibu senam dapat mengetahui dan mengerti apa itu Covid-19 dan penularannya seperti apa.
“Harus jaga diri, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan memakai masker,” itu mengurangi penularan Covid-19,” kata Yonce.
Sosialisasi kemudian diberikan ke Masyarakat, tidak saja dalam pencegahan, namun juga edukasi jika ada warga yang terkena covid-19, apa yang harus dilakukan warga dan lingkungannya?
“Sesuai prosedur yang berlaku, jika ada warga di lingkungan kampung yang positif Covid, warga harus berkordinasi dengan RT setempat, RT kemudian ke RW dan RW lapor ke Kelurahan. Nah Kelurahan nanti merujuk ke Puskesmas setempat, apakah warga yang terkena covid ini bisa diisolasi mandiri atau harus dibawa ke Wisma Atlet,” terangnya.
Sesuai prosedur, kata Yonce, kalau masih bisa diisolasi mandiri, maka warga dapat diisolasi mandiri selama 14 hari sejak positif covid.
Bagaimana biayanya?
Yonce mengatakan, setahu dirinya, pemerintah tidak menetapkan biaya terhadap warga yang terkena covid-19 jika harus dibawa ke Wisma Atlet.
“kalau isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, maka wajib bagi warga di lingkungan itu untuk patungan atau swadaya untuk memberi dukungan atau memberi makan kepada warga yang positif.” tandas Yonce. (*)
(*/Red/Lapan6online)