Jakarta, Lapan6online.com : Pada 1993, Badan Pengembangan Pertahanan Lanjutan AS (DARPA) meluncurkan proyek pengembangan pesawat tempur siluman untuk menggantikan semua pesawat tempur ringan dan serangan F-16 Fighting Falcon, F / A-18 Hornet, dan AV-8B Harrier II.
Boeing dan Lockheed Martin ditunjuk menyiapkan pesawat, masing-masing dengan model X-32 dan X-35. Pentagon kemudian memilih F-35 dari Lockheed.
Dibangun dengan spesifikasi yang sama, X-32 dan F-35 memiliki parameter kinerja yang relatif sama. Memutuskan untuk bersaing pada biaya, Boeing merancang X-32 dengan sayap delta. X-32 tidak memiliki lift turbofan yang digerakkan poros seperti F-35, alih-alih menggunakan sistem dorong vektor yang sama dengan AV-8 Harrier. Sistem X-32 kurang canggih daripada F-35, tetapi juga kurang kompleks.
X-32 dirancang untuk mencapai Mach 1,6 dalam penerbangan konvensional. Pesawat ini bisa membawa enam AMRAAM atau dua rudal dan dua bom di ruang senjata internalnya. Karakteristik jangkauan dan kemampuan siluman umumnya mirip dengan F-35, dan badan pesawat dapat mengakomodasi banyak peralatan elektronik canggih seperti F-35.
Namun secara fisik, bentuk X-32 tidak segagah F-35. Menurut laman Nationalinterest.org, X-32 tidak memiliki garis F-22 yang ramping dan terlihat galak. Bahkan X-32 membuat F-35 terlihat sangat seksi.
Umumnya, pilot pesawat tempur tidak suka menerbangkan pesawat yang terlihat seperti habis ditabrak speed boat.
Akhirnya Kementerian Pertahanan AS menjatuhkan pilihan pada X-35 untuk menjadi F-35. Lockheed sebelumnya sukses dengan F-22 dan menunjukkan bahwa mereka bisa menangani proyek tempur siluman besar lainnya.
(NATIONAL INTEREST/Tempo.co)