“Berikan saya dua orang anak. Satu anak yang lahir di Menteng, kaya. Ibu kaya, bapak doktor atau profesor. Berikan saya. Dan ambil satu anak dari Tanjung Priok. Lahir dari ibu pelacur, bapak seorang preman. Kasih ke saya.”
Jakarta, Lapan6online.com : Aksi Demonstrasi besar-besaran warga Tanjung Priok melanda kantor Menteri Hukum dan HAM (Kemenkum HAM), Yasonna Laoly. Aksi damai itu mengecam pernyataan ‘nyeleneh’ Yasonna yang menyebut Tanjung Priok adalah daerah kriminal yang lahir dari kemiskinan.
Yasonna juga membandingkan anak Tanjung Priok yang disebutnya ‘Kemiskinan’ dengan Menteng sebagai daerah yang disebutnya sebagai daerah kaya.
“Berikan saya dua orang anak. Satu anak yang lahir di Menteng, kaya. Ibu kaya, bapak doktor atau profesor. Berikan saya. Dan ambil satu anak dari Tanjung Priok. Lahir dari ibu pelacur, bapak seorang preman. Kasih ke saya.” kata Yasonna Laoly seperti dikutip dari pernyataannya yang dilansir detik.
Ucapan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berbicara soal kriminalitas yang dihubungkan dengan daerah kumuh di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara inilah yang kemudian menuai protes. Pernyataan itu disampaikan Yasonna dalam dalam sambutannya di acara ‘Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan’ di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020) lalu.
“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas. Bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak,” ujar pemegang gelar doktor kriminologi dari North Carolina State University, Amerika Serikat itu. “Tapi coba pergi ke Tanjung Priok di situ ada kriminal. Lahir dari kemiskinan.”
Pernyataan politisi PDIP itu sontak menuai kecaman dari warga Tanjung Priok. Namun Yasonna kukuh pada pendapatnya itu. Dia meminta pernyataannya itu dipahami secara utuh dan tidak diputarbalikkan.
“Saya ini kriminolog. Profesor kriminologi. Jadi jelas apa yang saya sampaikan itu sesuai kaidah keilmuan saya, jangan diputar balik,” kata Yasonna di sela Rapat Kerja Evaluasi Kinerja dan Anggaran Program AHU Kemenkumham di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman, Jumat (17/1/2020).
Kontroversi pernyataan Yasonna terus bergulir. Hari ini, massa dari warga Tanjung Priok menggelar Aksi Damai 221 Priok Bersatu di depan kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM). Mereka menuntut Yasonna Laoly untuk meminta maaf atas ucapannya tersebut.
Lalu bagaimana sebenarnya isi pidato sambutan Yasonna itu. Berikut kutipan bagian pidato yang menyinggung mengenai anak Tanjung Priok tersebut sebagaimana dilansir situs nasional detik.com :
‘Saya juga minta pada publik jangan punya mindset punitive (menghakimi). Crime tidak terjadi dalam social fatigue. Crime is social product, crime is social problem. Sebagai problem sosial, masyarakat atau kita semua punya tanggung jawab. Crime bukan semata-mata karena faktor biologis. Faktor biologis secara unsur kriminalitas, criminogenic itu kecil. Yang membuat itu jadi besar adalah penyakit sosial yang ada di.. (tak terdengar jelas).
Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas. Bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok di situ ada kriminal. Lahir dari kemiskinan. Oleh karena itu saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk paham, mengerti soal ini.
Berikan saya dua orang anak. Satu anak yang lahir di Menteng, kaya. Ibu kaya, bapak doktor atau profesor. Berikan saya. Dan ambil satu anak dari Tanjung Priok. Lahir dari ibu pelacur, bapak seorang preman. Kasih ke saya.
Dan kemudian anak Menteng itu saya kasih tinggal di tempat mamanya pelacur. Dan anak dari pelacur dan bapaknya preman saya kasih ke Menteng. Next twenty years. Look at them, who will be a criminal. Anak Menteng-kah atau Tanjung Priok? Biological factor only contribute (tak terdengar jelas), semua masyarakat harus paham soal ini’.
(*/Redhuge/Lapan6online.com)