Tokyo, Lapan6online.com : Agresifitas China di Laut China Selatan (LCS) dan Samudera Hindia memicu reaksi keras dari banyak negara. Terutama negara-negara yang bersentuhan langsung dengan kawasan tersebut. Seperti Filipina, Vietnam, Jepang hingga India.
Dominasi China di dua kawasan laut terbesar di Asia Pasifik menguat setelah negara itu mensejajarkan diri sebagai negara pengusung senjata nuklir dengan kekuatan militer yang sebanding dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Namun dilaporkan, sejumlah negara yang berada di wilayah ini mencoba mendobrak dominasi Tiongkok di perairan internasional tersebut di tengah tekanan AS atas klaim kedaulatan China di Laut China Selatan.
Jika merunut ke belakang, bersamaan dengan pandemik global Covid-19, sejumlah insiden terjadi di Laut China Selatan sejak awal tahun ini. Menurut data Real Clear Politics, yang dikutip Lapan6online dari Situs Nasional disebutkan, kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) mengancam bakal menghancurkan radar kapal Angkatan Laut Filipina (HDP), pada Januari lalu.
Kemudian pada April, sejumlah insiden kontroversial juga dilakukan oleh kapal-kapal China. Dimulai dari aksi kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) China, yang menabrak dan menenggelamkan kapal ikan Vietnam.
Lalu, sebuah kapal riset milik pemerintah Tiongkok berlayar melintasi perairan Malaysia secara ilegal. Dan yang terakhir, China menyatakan klaim terhadap dua distrik administratif baru, Distrik Xisha dan Distrik Nasha.
Distrik Nasha terdiri dari wilayah Kepulauan Parcel dan Tepi Macclesfield. Sementara Distrik Nasha meliputi Kepulauan Sparatly, yang juga diklaim Vietnam sebagai wilayah teritorinya.
Respons pun muncul, dari negara kawasan Asia. Jepang yang pernah menguasai China pada Perang Dunia II, bereaksi menentang dominasi China dengan berkoalisi bersama India.
Menurut laporan Sputniknews, Angkataan Udara Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF) akan melakukan latihan gabungan bersama Angkatan Udara India (IAF).
Koalisi ini terbentuk sebagai reaksi kedua negara untuk melawan dominasi China di Laut China Selatan. Khusus bagi India, dalam dua pekan terakhir negara di kawasan Asia Selatan itu terlibat ketegangan dengan China. Dalam berita sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa ratusan tentara China saling baku tembak di Nakula, perbatasan kedua negara.
“Mengingat pentingnya latihan ini karena akan menjadi latihan pesawat tempur pertama yang dilakukan bersama oleh Jepang dan India, para menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk melanjutkan koordinasi,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang.
Niat Jepang dan India untuk melakukan latihan bersama tercapai setelah komunikasi Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono, dengan Menteri Pertahanan India, Rajinath Singh.
Hingga saat ini belum ada reaksi dari China atas rencana dua negara tersebut. Jika dibandingkan Jepang, India jauh lebih power full mengingat kekuatan militer mereka juga mengusung kekuatan nuklir mumpuni untuk berkonfrontasi dalam konflik bersenjata besar.
(*/RedHuge/Lapan6online)