NEWS | PERISTIWA | NUSANTARA
“Pihak pengurus ladang menyatakan bahwa mereka hanya mengetahui yang bersangkutan telah berumur 18 (delapan belas) tahun,”
Lapan6OnlineKALBAR | Entikong | Sanggau : Pada Selasa, 06 Desember 2022 sejumlah 84 orang WNI-Bermasalah dan Terlantar dipulangkan melalui jalan darat PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Sedangkan dari jumlah tersebut sejumlah 64 orang WNI-B dari Depot Imigresen Malaysia Semuja Serian dan Repatriasi sejumlah 20 Orang WNI-B dan KJRI Kuching Sarawak Malaysia.
Dan ada yang lebih parah lagi, dari jumlah WNI-Bermasalah tersebut ada seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang di pulangkan kensulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching Sarawak Malaysia .
Terkait 84 WNI bermasalah tersebut, Budimansyah P.F.Konsuler 1 KJRI Kuching Sarawak Malaysia kepada media, pada Selasa (06/12/20220 mengatakan bahwa,”Pada tanggal 08 November 2022, KJRI Kuching telah menindaklanjuti laporan Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia tertanggal 19 Oktober 2022 mengenai dugaan kasus ekspoitasi secara ekonomi terhadap seorang anak WNI a.n. Ananda Aulia Putri (12 tahun) asal Bontang, Kalimantan Timur, “ jelas Budimansyah.
Pihak KJRI Kuching telah mendatangi lokasi keberadaan yang bersangkutan dikawasan Perusahaan Hass Palm Oil Mill, Batu Niah, Miri, Sarawak yang harus ditempuh sekitar 17 (tujuh belas) jam dari Kuching karena kondisi jalan yang kurang baik.
Dan berdasarkan hasil wawancara dengan yang bersangkutan, orang tua dan pengurus ladang Perusahaan Hass Palm Oil diperoleh keterangan bahwa yang bersangkutan masih berumur 12 tahun dan belum menyelesaikan pendidikan di kelas 6 SD. Yang bersangkutan diperkerjakan di ladang Perusahaan Hass Palm Oil karena mengikuti ayah kandungnya a.n sdr. Arief Kurniawan. Yang bersangkutan ikut dibawa ayahnya tanpa paksaan namun karena alasan tidak ada yang menjaganya jika ditinggal dikampung halamannya di Bontang, Kalimantan Timur.
Kemudian, yang bersangkutan sudah berada di ladang selama 3 (tiga) bulan dan masuk ke Sarawak bersama kedua orangtuanya yang dibantu oleh pihak agen/sponsor bernama Asrian melalui jalur ilegal tanpa menggunakan dokumen perjalanan resmi (paspor).
Sementara itu, pihak Perusahaan Hass Palm Oil telah mengakui dan memohon maaf atas kelalaian yang terjadi di ladangnya. Pihak pengurus ladang menyatakan bahwa mereka hanya mengetahui yang bersangkutan telah berumur 18 (delapan belas) tahun. KJRI Kuching telah memberikan peringatan secara keras kepada pihak perusahaan, karena Warga Negara Indonesia (WNI) yang boleh dipekerjakan minimum berumur 18 tahun.
KJRI Kuching juga menjelaskan bahwa,”Kepada orang tua yang bersangkutan bahwa mengingat anaknya masih di bawah umur 18 tahun, maka tidak dapat dipekerjakan di ladang dan harus dipulangkan ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia. Sejak tanggal 10 November 2022, yang bersangkutan telah dibawa ke Kuching dan ditempatkan di Tempat Singgah Sementara (TSS)/ Shelter KJRI Kuching. Selanjutnya pada tanggal 6 Desember yang bersangkutan akan dipulangkan ke kampung asalnya melalui PLBN Entikong,” tutupnya. (*Syamsumen/Saepul)