OPINI
“Rakyat hanya mendapatkan limbah dan udara buruk yang disebabkan oleh pengelolaan tambang tersebut yang tidak bertanggung jawab dan pemerintah pun lepas tangan, sungguh ironi di negeri yang disebut sebagai surga dunia,”
Oleh : Syiria Sholikhah
Permasalahan kemiskinan bukanlah permasalahan lokal Indonesia saja, melainkan telah menjadi permasalahan global. Saat ini presiden sedang memberikan fokus pada pembangunan berkelanjutan, salah satu yang menjadi titik tantangan yaitu bagaimana cara terbaik untuk mengentaskan kemiskinan.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa masalah kemiskinan seolah telah mengakar hingga ujung bumi sehingga kemiskinan ini semakin subur dengan pupuk tanggungan besarnya kebutuhan hidup dan sulitnya mendapatkan pekerjaan dengan upah yang mencukupi dengan biaya yang tak kalah tanggung mahalnya.
Presiden mengungkapkan bahwa pemberian makan gratis dapat menjadi solusi strategis menyelamatkan anak-anak bangsa sekaligus memberdayakan ekonomi lokal tak terkecuali ekonomi pedesaan. Pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas utama anggaran 2025 sebagaimana disampaikan oleh Presiden Prabowo pada pidatonya yang dilansir dari website resmi presidenri.go.id (10/12/24).
Jalan meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah menaikkan iuran BPJS kelas 1, 2, dan 3 sebagaimana dilansir dari viva.co.id (10/12/24). Kenaikan iuran BPJS tentu saja akan menambah beban masyarakat yang terjerat pada tanggungan BPJS ini.
Masyarakat Indonesia mendapatkan kado tahun baru yang cukup besar seperti kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang berakibat menaiknya harga kebutuhan sehari-hari dan kenaikan iuran BPJS.
Kedua kenaikan ini sangat memukul jiwa masyarakat yang menginginkan perubahan pada arah lebih baik.
Apa sebetulnya akar masalah dari kemiskinan ini? Yang berimbas pada pendidikan dan kesehatan masyarakat? Pohon kemiskinan ini tidak cukup hanya ditebang saja melainkan harus dicabut dari akarnya. Terlebih solusi yang ditawarkan justru menjadi bubuk bagi suburnya kemiskinan ini, mulai dari kenaikan pajak dan iuran BPJS, dan pupuk-pupuk yang lain seperti kesulitan mencari kerja dan upah yang tidak sesuai dengan besarnya biaya hidup.
Akar masalah dari kemiskinan ini ada pada pengelolan sistem ekonomi yang buruk, kekayaan hanya berputar di kalangan orang kaya saja dan tidak sampai kepada orang miskin. Asas kebebasan kepemilikan harta adalah kunci keterpurukan sehingga harta hanya berputar di kalangan orang kaya saja.
Padahal sudah jelas Allah melarang hal tersebut, sebagimana firman Allah di dalam QS. Al-Hasyr ayat 7. Akar masalah ini timbul akibat asas kebebasan ala kapitalis, sehingga telah jelas bahwa sistem ekonomi kapitalis ini adalah akar dari permasalahan kemiskinan dan kelaparan yang bukan saja menjangkiti negara Indonesia melainkan terjadi secara global.
Kebebasan kepemilikan harta ini menjadikan orang-orang kaya para pemilik modal mampu menguasai roda perekonomian dan bahkan mampu mengendalikan negara, sehingga negara tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menjadi pelayan dan pelindung rakyat.
Salah satu contoh yang paling signifikan memiskinkan rakyat dan negara adalah penguasaan harta milik umum oleh individu dan swasta seperti tambang hasil kekayaan alam yang merupakan harta milik umum dan seharusnya dikelola oleh negara dan hasilnya diperuntukkan kesejahteraan masyarakat. Justru kekayaan alam diberikan kepada swasta bahkan diberikan kepada asing dengan jaminan pajak yang nilainya sangat tidak sebanding dengan kekayaan yang diberikan tersebut.
Rakyat hanya mendapatkan limbah dan udara buruk yang disebabkan oleh pengelolaan tambang tersebut yang tidak bertanggung jawab dan pemerintah pun lepas tangan, sungguh ironi di negeri yang disebut sebagai surga dunia justru masyarakatnya tidur di bawah jembatan tepi sungai dan beralaskan kardus bekas. Mencari makan dengan mengais sisa-sisa makanan yang dibuang oleh para oligarki (menjadi babu di perusahaan asing).
Solusi seharusnya berfokus pada akar masalah, melalui pencabutan akar masalah maka pohon kemiskinan tidak hanya tumbang melainkan tidak akan tumbuh lagi karena sisa akar yang masih subuh di bawah tanah. Akar yang terrcabut tersebut harus dibuang sehingga tidak ada lagi sebab musabab kemiskinan yang sangat menyayat hati dan menjadi sebab tindak kejahatan yang berakibat karena masalah kemiskinan seperti begal, pencurian, pembunuhan demi perampasan harta, dan sebagainya.
Solusi tersebut adalah mengganti sistem ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi yang lain, yaitu sistem ekonomi islam, bukan pula sistem ekonomi sosialis yang tidak akan bisa menuntaskan kemiskinan karena kekayaan hanya boleh dimiliki oleh negara sehingga disini rakyat akan menjadi sama rata miskinnya. Sistem ekonomi yang dapat menuntaskan akar dari pohon kemiskinan adalah sistem ekonomi islam yang agung, yang dibuat dengan syariat Allah pencipta alam semesta dan dicontohkan oleh Nabi dan para sahabat sebagai Khalifah.
Bagaimana sistem ekonomi islam dapat menjadi solusi yang mencabut pohon kemiskinan hingga akarnya? Secara singkat adalah dijelaskan bagaimana sistem ekonomi islam membagi harta kepemilikan bukan berdasarkan asas kebebasan tak terarah seperti pada sistem ekonomi kapitalis.
Islam membagi harta kepemilikan menjadi tiga yaitu harta milik negara, harta milik umum, dan harta milik individu. Setiap individu tidak dilarang untuk memperkaya diri seperti pada sistem ekonomi sosialis. Islam tidak melarang individu untuk memperkaya diri, dengan jalan tidak mengambil harta milik negara dan harta milik umum serta tidak mendapatkannya melalui jalan haram seperti riba, menimbun barang, mencuri, dan sebagaimana ditentukan oleh syariat.
Harta milik negara seperti fa’I, ghanimah, jizyah, kharja, masuk ke dalam Baitul Mal yang dapat dipergunakan untuk membayar gaji para pejabat negara jadi gaji pejabat bukan dari rakyat (pajak seperti sekarang). Harta milik umum seperti air, tanah lapang, api, dan kekayaan alam (tambang melimpah) merupakan harta milik umum yang haram dimiliki oleh individu dan swasta, negara tidak berhak memberikannya kepada asing.
Negara berkewajiban mengelolanya dan mempergunakannya untuk kesejahteraan masyarakat seperti penyediaan fasilitas untuk kebutuhan pokok atau hajat publik secara gratis seperti pendidikan, kesehatan, transportasi yang nyaman, jalanan yang bagus, serta penyediaan barang kebutuhan pokok murah.
Sesimpel itu sebetulnya mengentaskan kemiskinan, tidak seribet yang diretorikan dengan jalan macam-macam yang pada akhirnya menyengsarakan masyarakat dan menimbulkan masalah baru. Satu Langkah semua masalah selesai bukan?
Berfokus pada pendidikan bukan hanya pendidikan saja melainkan pendidikan berkualitas yang bisa diakses oleh seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali tanpa batasan wilayah melainkan seluruh penjuru negeri yang berada di bawah kepemimpinan islam mendapatkan jaminan dan hak yang sama. Makan siang gratis? Bukan hanya itu, melainkan setiap rumah mampu menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak, ibu hamil, orang dewasa, orang lansia, tanpa kecuali.
Kesehatan? Bukan sekedar kesehatan yang mengharuskan masyarakat membayar iuran setiap bulan meskipun ia tidak sakit dan tidak menginginkan sakit. Melainkan akses pada kesehatan yang terbaik dan berkualitas dapat dengan mudah setiap insan yang bernafas untuk memperoleh pengobatan apabila ia sakit dengan gratis dan mudah tanpa direpotkan oleh administrasi yang berpotensi memperlambat pengobatan hingga pada akhirnya terlambat memberikan pengobatan.
Terbayang bukan bagaimana indahnya hidup ini apabila diterapkan sistem yang berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya? Sistem yang telah terbukti efektif memberikan kesejahteraan dan bergengsi selama lebih dari 13 abad di 1/3 dunia. Sistem islam adalah solusi dari setiap permasalahan yang ada karena ia datang bukan dari akal manusia, melainkan dari Tuhan semesta alam yang menciptakan seluruh makhluk termasuk manusia. (**)
*Penulis Adalah Mahsiswa Universitas Indonesia