Ankara, Lapan6online.com : Masuknya tentara Turki ke Wilayah Suriah untuk memerangi teroris Kurdi adalah bagian dari reaksi Turki yang menilai teroris Kurdi adalah ancaman nyata di perbatasan kedua negara.
Turki mengancam, rencana pemerintah Suriah untuk melindungi Kurdi bisa dianggap sebagai deklarasi perang. Ankara mengatakan, mereka akan memberikan respon yang relevan.
“Jika pasukan pemerintah Suriah ingin memasuki Manbij, Ayn al-Arab (Kobani) dan Qamishli untuk memberikan perlindungan bagi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang akan dipandang oleh Turki sebagai deklarasi perang dan Damaskus akan menghadapi tanggapan yang relevan,” kata penasihat kepresidenan Turki, Yasin Aktay.
“Namun, jika pemerintah Suriah memberikan Turki dengan jaminan bahwa unit Kurdi tidak akan beroperasi di daerah perbatasan, Ankara dapat mengubah posisinya mengenai kemajuan pasukan pemerintah Suriah ke bagian utara negara itu,” sambungnya, seperti dilansir Sputnik yang dirilis situs nasional pada Minggu (20/10/2019).
Dia lalu menuturkan, pasukan Turki dan pasukan asing lainnya akan meninggalkan Suriah setelah dicapainya perdamaian dan keamanan di seluruh negeri.
“Turki tidak merebut wilayah siapa pun,” ungkapnya.
Aktay juga mengatakan bahwa Ankara telah setuju dengan Washington untuk menciptakan zona aman sepanjang 444 kilometer yang dikendalikan oleh pasukannya di perbatasan dengan Suriah.
“Kedalaman zona aman yang dibuat telah dibahas selama pertemuan dengan AS, ketika pihak Turki mengkonfirmasi perlunya menciptakan zona aman di perbatasan dengan Suriah dengan kedalaman 32 kilometer dan panjang 444 kilometer , yang disepakati dengan delegasi AS,” tukasnya.
Meski mendapat tentangan dari Amerika Serikat dan sekutunya dan juga kecaman dari Rusia, militer Turki terus menggempur wilayah Kurdi di Suriah. Invasi Turki ke Suriah diprediksi dapat memicu perang yang lebih brutal. Sejauh ini belum ada bentrok antara Turki dengan Suriah.
(*/Redhuge/Lapan6)