EKONOMI | PERISTIWA | NUSANTARA
“Sampai saat ini kami sangat terbantu ada beberapa Perusahaan yang memfasilitasi produk-produk pertanian sehingga dari sisi Karantina tidak ada masalah hanya kendala yang kita tidak bisa menghindari masalah jaringan saja,”
Lapan6OnlineKALBAR | Entikong | Sanggau : Disaat Permintaan Komoditas Pertanian meningkat untuk Sarawak , Begini Penjelasan dari Eksportir, pejabat Bea Cukai, Pejabat Karantina Pertanian Entikong.
Dari Karantina Pertanian sendiri bagaimana menyikapi banyak permintaan produk pertanian komoditi pertanian di bulan Ramadan ini bagaimana mengatasinya:
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Swiet Sinai, Penanggungjawab Kerja Karantina di PLBN Entikong, kepada redaksi Lapan6online.com, pada Kamis (30/03/2023) ia mengatakan,”Terima kasih untuk saat ini Kami sangat bersyukur karena memasuki bulan puasa ini banyak permintaan prodak pertanian ini salah satu tanda bahwa prodak pertanian sangat diminati di negara Malaysia,” terangnya..
Lanjut Swiet,”Kalau lihat Data akhir-akhir ini produk yang sangat diminati itu produk buah-buahan ,semangka, melon, jeruk, mudah-mudahan dalam jangka waktu panjang juga buah-buahan yang banyak juga di Ekspor ke Malaysia,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa,”Dari Segi Pelayanan sampai saat ini kami sangat terbantu ada beberapa Perusahaan yang memfasilitasi produk-produk pertanian sehingga dari sisi Karantina tidak ada masalah hanya kendala yang kita tidak bisa menghindari masalah jaringan saja yang lain daripada itu masih bisa dikendalikan,” jelas Swiet Sinai.
Hal senada juga disampaikan, Tito, Pejabat Bea Cukai Entikong, kepada redaksi Lapan6online.com mengatakan,”Terima kasih atas pertanyaannya menanggapi hal tersebut memang benar selama bulan Ramadan ini terutama komoditas sahang ataupun lada baik itu hitam, maupun putih, meningkat pesat, menanggapi hal tersebut itu sebuah hal yang baik karena apa berarti ekonomi di perbatasan ini semakin meningkat, dan bisa meningkatkan devisa hasil ekspor kita ataupun realisasi Ekspor,” ujarnya.
Lanjut Tito bahwa,”Menanggapi hal tersebut dari kami Bea Cukai yang terpenting dari pihak Eksportir udah mendaftarkan dokumennya, yaitu pemberitahuan Ekspor barang atau biasa kami sebut PEB,” terangnya.
Ia menjelaskan,”Nah kalau sudah PEB terbit lalu Pihak Eksportirnya membuat Packing list, Invoice, dan manifest, Lalu setelah itu terbit NPE yaitu Nota Pelayanan Ekspor kalau sudah terbit NPE barang bisa masuk ke kawasan Pabean, lalu di kawasan Pabean atau di border PLBN itu dilakukan pemeriksaan dilakukan pemeriksaan oleh pejabat Bea Cukai ataupun di sini saya yang memeriksa, yang terpenting dokumen dan Barangnya harus sesuai , misal diberitahukan satu di dokumennya di fisiknya Harus satu, mungkin seperti itu,” jelasnya.
“Terkait dokumennya kalau kendala sih Tidak ada mungkin seperti ini, jadi ada ketidak sesuaian jadi tidak sesuaian itu misal diberitahukan barangnya 10 ternyata yang datang cuma 5, nah di situ kita tidak langsung menolak barangnya jadi di Dokumen itu masih ada fasilitas lagi yang kami berikan yaitu pembetulan ,setelah dilakukan pembetulan dokumen sesuai dengan jumlah yang di bawa oleh si Eksportir-nya lanjut Barangnya bisa masuk ke Malaysia seperti itu,” tambah Tito.
Sementara itu, perkembangan selama bulan ramadhan 1444 H di Perbatasan menjadi motivasi dan semangat bagi warga masyarakat perbatasan tentunya.
Terlebih pasca Covid-19 ini menjadi catatan sejarah untuk semua kalangan, terlebih dibidang ekonomi, warga masyarakat Perbatasan Entikong kini bisa kembali eksis berbarengan dengan suasana bulan suci ramadhan.
Keberkahan dengan meningkatnya permintaan komoditi dari Malaysia tentunya menjadi semangat dan kembali bangkit dari perekonomian yang terpuruk.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pengurus BUMDes Entikong, kepada redaksi Lapan6online.com ia mengatakan bahwa,”Menurut saya semua kondusif berjalan dengan baik lancar juga kan, untuk masalah dokumen juga bagus, baik juga , tidak ada kendala paling kalau ada kendala itu ya di bagian jaringan dan sistem kadang gangguan, Kami sangat puas dengan Layanan Karantina Pertanian dan Bea Cukai Entikong,” jelasnya. (*Saepul)
Simak Video Terkait :