KOPAJA Desak Pj Gubernur DKJ Evaluasi Kinerja Buruk Jajaran Direksi PT.Transjakarta

0
2
Komite Pemuda Mahasiswa Jakarta (Kopaja,red) menggelar aksi demo di depan gedung Balai Kota Jakarta, pada Senin (20/01/2025)/Foto2 : Ist.

NEWS | MEGAPOLITAN

“Hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh Pemprov DKJ Jakarta dan Aparat Penegak Hukum untuk dilakukan audit terhadap alat maupun sistem pembayaran TransJakarta,”

Jakarta | Lapan6Online : Komite Pemuda Mahasiswa Jakarta (Kopaja,red) yang dikomandoi oleh Alfin Kia selaku ketua, menggelar aksi demo di depan gedung Balai Kota Jakarta, menuntut PT Transjakarta agar Terbuka terkait adanya dugaan pemotongan Saldo yang tidak wajar, pada hari Senin, (20/1/2025).

Dalam orasinya Alfian mengatakan, Modus potong saldo kembali marak terjadi di PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Hal ini diungkapkan setelah publik dihebohkan dengan cuitan pengguna plaform media X bernama @Morteza Syariati Albanna yang mengaku dirugikan oleh perusahaan BUMD transportasi tersebut, lantaran saldonya pada e-money terpotong secara otomatis sebesar Rp14.000 saat tap in di Halte Matraman Baru.

“Ternyata ini bukan kali pertama ia terkena pemotongan otomatis sebesar Rp14.000. Sebelumnya Morteza juga terkena potongan dengan besaran angka serupa saat tap in di Halte Pancoran. Ia pun mau tak mau harus membayar total Rp17.500 untuk sekali perjalanan,” ujarnya.

Ia menambahkan,”Sudah 3×24 jam ia menunggu namun pihak TransJakarta masih enggan mengembalikan dana potongan. Kami dari Komite Pemuda Mahasiswa Jakarta (KOPAJA) menduga ada unsur kesengajaan, mengingat hal itu terus terjadi di TransJakarta dan sudah dialami banyak penumpang,”terangnya.

Hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh Pemprov DKJ Jakarta dan Aparat Penegak Hukum untuk dilakukan audit terhadap alat maupun sistem pembayaran TransJakarta, agar jangan sampai ada perilaku koruptif yang dibiarkan dan merugikan masyarakat dan negara.

Audit juga menjadi momentum baik untuk meningkatkan pelayanan transportasi massal tersebut.

“Disini kami juga menekankan kepada Pj Gubernur DK Jakarta dan DPRD DK Jakarta harus mengambil langkah tegas atas kurangnya pengawasan dan ketidakbecusan kinerja dari manajemen PT Transjakarta, Tanpa adanya tindakan tegas, kami yakin masyarakat makin tak percaya dengan layanan publik di Jakarta,” tegasnya.

“Bagaimana mau terwujudnya pelayanan transportasi yang handal dan berdaya kalau masalah ini saja tidak bisa diurusin dengan benar. Meskipun masyarakat sudah sering mengeluhkan, kasus ini masih sering terjadi tanpa adanya perbaikan sistem yang dilakukan oleh manajemen Transjakarta,” urainya.

Atas dasar tersebut, ada 5 tuntutan yang disampaikan Komite Pemuda Mahasiswa Jakarta (KOPAJA) diantaranya :

  1. Mendesak KPK dan Inspektorat DKJ Jakarta melakukan audit total terhadap alat maupun sistem pembayaran PT TransJakarta yang terus merugikan masyarakat.
  2. Mendesak PJ Gubernur DKJ Jakarta untuk mengevaluasi kinerja buruk jajaran Direksi PT Transjakarta dan mengambil langkah tegas agar dikemudian hari tidak terjadi lagi aksi serupa yang merugikan masyarakat akibat ketidakmampuan manajemen Transjakarta.
  3. Meminta Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza mundur dari jabatannya, karena gagal mengelola perusahaan dan ketidakmampuan dalam perbaikan sistem dan memberikan pelayanan yang baik.
  4. Bersih-bersih BUMD DKJ dari perilaku koruptif dan meminta pertanggung jawab dari PT Transjakarta untuk mengembalikan uang penumpang yang sudah terpotong dua kali. (*Rls/SM)