Ramadhan Tiba, Apa Kabar GAZA?

0
3
Fadhillah Khusnah S.Pd/Foto : Ist.

OPINI | POLITIK

“Mengapa umat muslim yang berjumlah sekitar dua milyar manusia itu seolah diam saja tak mampu berbuat lebih, sedangkan Israel bebas melakukan yang ia mau. Meskipun ada mahkamah internasional, PBB bahkan pengadilan internasional,”

Oleh : Fadhillah Khusnah S.Pd

SATU tahun lima bulan berselang sejak dimulainya perang Thufanul Aqsha atau Badai Al- Aqsha, namun titik terang tak kunjung terlihat di tanah yang hampir seluruh nabi menapakinya itu.

Meski gencatan senjata telah diumumkan dua bulan lalu, Israel masih dan terus melancarkan serangan ke berbagai wilayah di Tepi Barat maupun di Gaza. Sebuah hal yang sangat miris tapi tak mengherankan, sebab Israel memang kerap mengingkari perjanjian perdamaian.

Kini, bulan suci Ramadhan telah hadir menyapa kaum muslim, seperti apa keadaan saudara-saudara kita di Gaza? Belakangan, terpilihnya presiden terbaru Amerika Serikat, Donald Trump malah menambah keriwetan. Pernyataan-pernyataan kontroversialnya yang tak masuk akal seolah mempertegas posisinya dan menunjukkan betapa lemah kaum Muslim dimata musuh-musuh Islam.

Dilansir dari BBC Indonesia, Trump berencana mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina ke negara-negara sekitar seperti Mesir dan Yordania. Dalam konferensi pers baru-baru ini, ia juga mengutarakan niatnya untuk mengubah Gaza menjadi ‘Riviera of The Middle East’ atau kawasan pesisir yang indah di Timur Tengah.

Jika ditelusuri sedikit saja, seharusnya umat sudah memahami, segala upaya yang dilakukan untuk membebaskan Gaza dan tanah Syam lainnya tidak menunjukkan hasil yang menenangkan. Betapapun kita telah melihat besarnya penderitaan dan kepedihan yang dialami saudara-saudara kita disana.

Tanpa maksud menganggap remeh berbagai usaha seperti bantuan kemanusiaan dan boikot yang terus digaungkan, namun seharusnya sebuah pertanyaan besar mencuat, mengapa penjajahan pada tanah Syam yang sudah tersiar begitu luas tak mampu menghentikan semua kezaliman yang dilakukan musuh?

Mengapa umat muslim yang berjumlah sekitar dua milyar manusia itu seolah diam saja tak mampu berbuat lebih, sedangkan Israel bebas melakukan yang ia mau. Meskipun ada mahkamah internasional, PBB bahkan pengadilan internasional. Juga tentang kabar surat penangkapan Netanyahu yang seperti angina lalu saja.

Harus dipahami bahwa, hari ini umat Islam tak memiliki pemimpin dan pelindung. Umat muslim yang tersebar diseluruh dunia dibatasi oleh garis-garis negara atau nasionalisme yang seakan tak boleh ditembus.

Pemimpin negeri-negeri muslim hanya peduli dengan wilayahnya masing-masing dan cenderung hati-hati dalam memgambil sikap kendati penindasan terhadap saudaranya didepan mata. Padahal tak ada tawar-menawar jika terkait nyawa seorang muslim, begitu yang semestinya. Hal itu tentu menjadikan Israel dan musuh lainnya bersikap seenaknya. Sedangkan umat seharusnya menyadari arti penting kepemimpinan Islam untuk melawan dan mengusir orang-orang kafir dari tanah kaum Muslimin.

Tegaknya kepemimpinan Islam dalam bingkai Khilafah sebagai junnah tentu membutuhkan perjuangan dari para pengembannya. Dibutuhkan kelompok dakwah Islam ideologis yang menyeru umat untuk memahami Islam secara keseluruhan dan berjuang dengan jalan yang sama seperti saat Rasulullah berjuang menegakkan Islam di Madinah.

Maka saat itu, atas izin Allah umat Islam akan berjaya kembali dan ditakuti musuh. Seperti saat Umar bin Khatab melebarkan sayap Islam sampai dua pertiga dunia. Atau seperti saat Sultan Abdul Hamid II mengusir seorang yahudi yang berniat meminta tanah di Palestina. Wallahu’alam bishowwab. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah